Haq, M. Alvin Nuril (2025) UPAYA PEMENUHAN KEWAJIBAN NAFKAH SUAMI NARAPIDANA TERHADAP KELUARGA DALAM TINJAUAN KOMPILASI HUKUM ISLAM (Studi Kasus LAPAS Kelas I Kedungpane Semarang). Undergraduate thesis, Universitas Islam Sultan Agung Semarang.

[thumbnail of Hukum Keluarga (Ahwal Syakhshiyah)_30502100019_fullpdf.pdf] Text
Hukum Keluarga (Ahwal Syakhshiyah)_30502100019_fullpdf.pdf

| Download (2MB)
[thumbnail of Hukum Keluarga (Ahwal Syakhshiyah)_30502100019_pernyataan_publikasi.pdf] Text
Hukum Keluarga (Ahwal Syakhshiyah)_30502100019_pernyataan_publikasi.pdf
Restricted to Registered users only

| Download (260kB)

Abstract

Kewajiban suami-istri adalah sama-sama mendukung dan melengkapi untuk mengembangkan kepribadian masing-masing individu, serta bekerja sama untuk mewujudkan kesejahteraan baik dari segi spiritual dan materi. Berkenaan dengan kewajiban suami untuk memberi nafkah, kewajiban tersebut tetap ada meskipun suami berstatus sebagai narapidana. Suami tetap berkewajiban menafkahi kehidupan istri dan anak-anaknya. Bahwa kewajiban ini didasari prinsip tanggungjawab dan kasih sayang dalam keluarga, sehingga suami harus berusaha menunaikan tangggungjawabnya meskipun dalam keadaan sulit. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bentuk upaya yang dilakukan suami narapidana dalam memenuhi kewajiban nafkah kepada keluarganya, kendala yang dihadapi, serta bagaimana tinjauan Kompilasi Hukum Islam (KHI) terhadap realitas tersebut.
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan upaya yang dilakukan suami narapidana di LAPAS Kelas I Kedungpane Semarang dalam memenuhi kewajiban nafkah terhadap keluarganya dan menjelaskan pandangan Kompilasi Hukum Islam (KHI) terhadap realitas dilapangan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan menggunakan pendekatan lapangan (field research), yang berarti bahwa sasaran penelitian digunakan sebagai narasumber melalui wawancara dan dokumentasi secara langsung di LAPAS Kedungpane Kelas I Semarang.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian narapidana berusaha memenuhi nafkah dengan mengikuti program pembinaan kemandirian di dalam lapas, bekerja sama dengan keluarga melalui usaha di luar lapas, serta memperoleh dukungan dari kerabat dekat. Kendala yang dihadapi antara lain terbatasnya akses kerja, rendahnya penghasilan, serta ketergantungan pada bantuan pihak luar. Analisis KHI, khususnya Pasal 80 ayat (4) dan ayat (7), menegaskan bahwa kewajiban nafkah tetap berlaku sesuai kemampuan suami. Apabila nafkah tidak dapat dipenuhi, maka hal tersebut dianggap sebagai utang yang wajib ditunaikan ketika suami telah mampu. Dengan demikian, KHI memandang bahwa status narapidana tidak menghapus kewajiban nafkah, melainkan menyesuaikan bentuk pemenuhannya sesuai kondisi nyata.
Kata Kunci: Nafkah, Suami Narapidana, Kompilasi Hukum Islam.

Dosen Pembimbing: Rosyid, Zaenur | UNSPECIFIED
Item Type: Thesis (Undergraduate)
Subjects: B Philosophy. Psychology. Religion > BP Islam. Bahaism. Theosophy, etc
Divisions: Fakultas Agama Islam
Fakultas Agama Islam > Mahasiswa FAI - Skripsi Syari'ah (Ahwal Syakhshiyah)
Depositing User: Pustakawan 1 UNISSULA
Date Deposited: 26 Nov 2025 03:59
URI: https://repository.unissula.ac.id/id/eprint/42361

Actions (login required)

View Item View Item