SITUMEANG, RIA DEBORA (2025) PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP ANAK SEBAGAI KORBAN TINDAK PIDANA PERSETUBUHAN YANG DILAKUKAN OLEH ORANG YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN KELUARGA DAN DILAKUKAN SECARA BERLANJUT (STUDI KASUS PUTUSAN NOMOR : 49/PID.SUS/2024/PN MTW). Masters thesis, Universitas Islam Sultan Agung Semarang.
| 
              
Text
 Magister Ilmu Hukum_20302400253_fullpdf.pdf  | 
          |
| 
              
Text
 Magister Ilmu Hukum_20302400253_pernyataan_publikasi.pdf Restricted to Registered users only  | 
          
Abstract
Tindak   pidana   persetubuhan   terhadap   anak   dapat   digolongkan sebagai   kejahatan   asusila   yang   dapat   membuat   masa   depan   anak menjadi rusak. Dalam Pasal 82 Ayat (1) Jo. Pasal 76 E Undang-Undang 23   Tahun   2002   tentang   Perlindungan Anak mengatur tentang Perbuatan Persetubuhan Terhadap Anak. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis perlindungan hukum terhadap anak sebagai korban tindak pidana persetubuhan yang dilakukan oleh orang yang mempunyai hubungan keluarga dan dilakukan secara berlanjut di Pengadilan Negeri Muara Teweh. Untuk mengetahui dan menganalisis hambatan dan solusi perlindungan hukum terhadap anak sebagai korban tindak pidana persetubuhan yang dilakukan oleh orang yang mempunyai hubungan keluarga dan dilakukan secara berlanjut di Pengadilan Negeri Muara Teweh.
Metode yang digunakan peneliti  adalah  pendekatan hukum secara yuridis normatif dan spesifikasi dalam penelitian ini adalah termasuk deskriptif analitis  . Adapaun  sumber  dan  jenis  data  dalam  penelitian  ini  adalah  data sekunder diperoleh dari studi kepustakaan. Data dianalisa secara kualitatif menggunakan teori perlindungan hukum dan teori efektivitas hukum.
Berdasarkan hasil dari penelitian bahwa perlindungan hukum terhadap anak korban persetubuhan yang dilakukan oleh orang dengan hubungan keluarga secara berlanjut di pengadilan negeri Muara Teweh diatur dalam Undang-Undang Perlindungan Anak (Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak) dan perundang-undangan terkait. Undang-undang ini memberikan perlindungan khusus melalui berbagai upaya, termasuk rehabilitasi sosial, pendampingan psikososial, dan penanganan kasus di pengadilan anak. Pidana yang dikenakan pelaku juga diperberat jika perbuatan tersebut dilakukan secara berlanjut atau oleh orang tua korban Hukuman yang dijatuhkan untuk pelaku tindak pidana ini bersifat berat, dan sistem peradilan anak memberikan perlindungan khusus kepada korban. Hambatan perlindungan hukum terhadap anak sebagai korban tindak pidana persetubuhan yang dilakukan oleh orang yang mempunyai hubungan keluarga dan dilakukan secara berlanjut di Pengadilan Negeri Muara Teweh adalah kurangnya kesadaran masyarakat, ketidakmampuan petugas penegak hukum, lemahnya dukungan dari keluarga dan masyarakat . Solusi meliputi: Peningkatan Edukasi dan Sosialisasi, Pelatihan Petugas Penegak Hukum, Peningkatan Dukungan dari Keluarga dan Masyarakat.
Kata kunci : Perlindungan Hukum, Anak, Korban. Tindak Pidana Persetubuhan
| Dosen Pembimbing: | Wahyuningsih, Sri Endah | nidn0628046401 | 
|---|---|
| Item Type: | Thesis (Masters) | 
| Subjects: | K Law > K Law (General) | 
| Divisions: | Pascasarjana Pascasarjana > Mahasiswa Pascasarjana - Tesis Magister Ilmu Hukum Fakultas Hukum > Mahasiswa Pascasarjana - Tesis Magister Ilmu Hukum  | 
        
| Depositing User: | Pustakawan 3 UNISSULA | 
| Date Deposited: | 09 Sep 2025 03:43 | 
| URI: | https://repository.unissula.ac.id/id/eprint/41387 | 
Actions (login required)
![]()  | 
        View Item | 
