Anjani, Likha (2024) PERNIKAHAN ENDOGAMI PADA SUKU BUGIS MENURUT TINJAUAN HUKUM ISLAM (Studi Kasus Di Desa Tanjung Kerang Kecamatan Babat Supat Kabupaten Musi Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan). Undergraduate thesis, UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG.
![]() |
Text
Hukum Keluarga (Ahwal Syakhshiyah)_30502000063_fullpdf.pdf |
![]() |
Text
Hukum Keluarga (Ahwal Syakhshiyah)_30502000063_pernyataan_publikasi.pdf Restricted to Registered users only |
Abstract
Hukum adat pernikahan yang ada di dalam suatu masyarakat daerah adalah
pernikahan Endogami. Pernikahan antara orang yang berasal dari dalam golongan
etnis mereka sendiri, biasanya untuk menjaga kelestarian suku atau daerah. Orang
Jawa menikah dengan orang Jawa. Orang Bugis dengan orang Bugis. Masyarakat
suku Bugis di Desa Tanjung Kerang adalah masyarakat yang mempertahankan
budaya tradisional dalam hubungan kekeluargaan melalui pernikahan. Endogami
atau pernikahan dalam rumpun keluarga atau dikenal dengan istilah in-Marriage
(pernikahan ke dalam) menjadi salah satu cara yang dilakukan dalam
mempertahankan hubungan kekerabatan pada masyarakat Bugis. Berdasarkan latar
belakang tersebut, dapat diambil rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu: 1)
Apa faktor yang melatarbelakangi pernikahan endogami pada suku masyarakat
suku Bugis di Desa Tanjung Kerang Kecamatan Babat Supat Kabupaten Musi
Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan, dan 2) Bagaimana pandangan hukum Islam
tentang pernikahan Endogamu pada masyarakat suku Bugis di Desa Tanjung
Kerang Kecamatan Babat Supat Kabupaten Musi Banyuasin Provinsi Sumatera
Selatan. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan jenis metode penelitian
kualitatif lapangan atau field research yang bersifat deskriptif dengan suatu metode
yang diarahkan untuk memecahkan masalah factual dengan cara memaparkan atau
menggambarkan hasil penelitian. Dalam pernikahan endogami ini, kerabat keluarga
lebih memperhatikan keturunan supaya dapat dipertahanan tanah keluarga menjadi
milik sendiri tanpa campur tangan dari sosial yang lain. Faktor yang
melatarbelakangi dilaksanakannya pernikahan endogami yakni, faktor perjodohan,
finansial, garis keturunan, dan etnis. Oleh bahwa pernikahan endogami yang
dilakukan oleh sebagian besar masyarakat Bugis merupakan praktik "urf" atau adat
yang diterima dalam masyarakat tersebut. Jika dilihat dari segi cakupannya,
perkawinan endogami dalam adat Bugis termasuk kategori al-‘Urf Shalih. Ialah ‘urf
yang baik dan dapat diterima karena tidak bertentangan dengan syara.
Kata kunci: Pernikahan Endogami, Suku Bugis, Hukum Islam, Urf
Dosen Pembimbing: | Ardi, Mohammad Noviani and Fadzlurrahman, Fadzlurrahman | UNSPECIFIED |
---|---|
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
Subjects: | B Philosophy. Psychology. Religion > BP Islam. Bahaism. Theosophy, etc |
Divisions: | Fakultas Agama Islam Fakultas Agama Islam > Syari'ah (Ahwal Syakhshiyah) |
Depositing User: | Pustakawan 3 UNISSULA |
Date Deposited: | 14 Nov 2024 03:14 |
URI: | https://repository.unissula.ac.id/id/eprint/36193 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |