YULIANTO, MUKHAMMAD IKSAN (2024) TRADISI WIJI DADI PADA ADAT PERNIKAHAN JAWA DI DESA WRINGINJAJAR KECAMATAN MRANGGEN KABUPATEN DEMAK. Undergraduate thesis, UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG.
![]() |
Text
Hukum Keluarga (Ahwal Syakhshiyah)_30502000038_fullpdf.pdf |
![]() |
Text
Hukum Keluarga (Ahwal Syakhshiyah)_30502000038_pernyataan_publikasi.pdf Restricted to Registered users only |
Abstract
“Skripsi: Program Studi Hukum Keluarga Islam Fakultas Agama Islam
Universitas Islam Sultan Agung Semarang (Unissula), maka dari itu peneliti
menelusuri : (1)Bagaimana Pelaksanaan Tradisi Wiji Dadi Dalam Pernikahan di
Desa Wringinjajar Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak. (2)Bagaimana
Tradisi Wiji Dadi di Desa Wringinjajar Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak
dalam Perspektif al ‘urf.
Adapun jenis penelitian yang dilakukan oleh penulis merupakan penelitian
yang menggunakan metode kualitatif. Sedangkan metode yang digunakan oleh
peneliti yaitu dengan menggunakan observasi atau pengamatan dan wawancara.
Analisis yang digunakan adalah menggunakan metode induktif, artinya
pembahasan yang diawali dengan mengemukakan fakta-fakta yang empirik yang
bersifat khusus dan kemudian ditarik generalisasi yang bersifat umum (penjelasan
teoritis).
Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan tradisi pecah
telur, pengantin pria menginjakkan kakinya pada telur hingga pecah, sementara
pengantin wanita membersihkan kaki pengantin pria dengan air bunga setaman.
Ritual ini mengandung makna simbolis di mana pengantin pria dianggap
bertanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan istrinya, sedangkan pengantin
wanita diharapkan patuh terhadap perintah suaminya dan menjaga nama baik
suami agar tetap terhormat.
Dalam tradisi Wiji Dadi dalam Islam diperbolehkan, namun tidak dianggap
sebagai sebuah kewajiban. Makna yang terkandung dalam prosesi pecah telur ini
memiliki nilai yang positif dan dapat dijadikan sebagai pelajaran berharga dalam
kehidupan rumah tangga bagi pengantin. Oleh karena itu, tradisi ini diperbolehkan
sepanjang niat pelaksanaannya adalah untuk mengembangkan akhlak yang baik
sesuai ajaran Allah dan bukan semata-mata untuk tujuan menolak bala atau halhal yang
bersifat
magis.
Jadi
tradisi
ini boleh
dilaksanakan
karena
mengandung
unsur
maslahat yaitu
termasuk
dalam
pemborosan
yang
dimana
menggunakan
satu
butir
telur
saja
dan
juga
tidak
melanggar
islam
tergantung
kepada
niat
yang
melaksanakan
tradisi
ini.
Kata Kunci : Wiji Dadi, Pernikahan, Maslahat, Islam
Dosen Pembimbing: | Tulab, Tali and Kuncoro, Anis Tyas | UNSPECIFIED |
---|---|
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
Subjects: | B Philosophy. Psychology. Religion > BP Islam. Bahaism. Theosophy, etc |
Divisions: | Fakultas Agama Islam Fakultas Agama Islam > Syari'ah (Ahwal Syakhshiyah) |
Depositing User: | Pustakawan 3 UNISSULA |
Date Deposited: | 14 Nov 2024 01:57 |
URI: | https://repository.unissula.ac.id/id/eprint/36171 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |