SUNARTO, SUNARTO (2023) EFEKTIVITAS PELAKSANAAN REHABILITASI BAGI PENYALAHGUNA DAN PECANDU NARKOTIKA DI KOTA CIREBON. Masters thesis, Universitas Islam Sultan Agung Semarang.
![]() |
Text
Magister Ilmu Hukum_20302100201_fullpdf.pdf |
![]() |
Text
Magister Ilmu Hukum_20302100201_pernyataan_publikasi.pdf Restricted to Registered users only |
Abstract
Seringkali kewenangan mengadili menjadi dilema bagi hakim manakala
terdapat benturan antara kepastian hukum dengan rasa keadilan masyarakat.
Sebagaimana dalam penegakan kasus narkotika yang mengalami pergeseran makna
bagi pengguna yang tidak lagi menjadi pelaku kejahatan, melainkan sebagai korban.
Sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2011 Tentang Wajib Lapor Pecandu
Hingga Sembuh. Persoalan lain dalam proses penegakan hukum mengenai UndangUndang
Nomor 35 Tahun 2009 yang berimbas pada penerapan pidana mengenai
penentuan seseorang pelaku untuk dapat didiskualifikasi sebagai penyalahguna
narkotika khususnya yang berkaitan dengan jumlah barang bukti dan menyangkut
urine. Tujuan dari penelitian ini adalah Untuk mengkaji dan menganalisis
Pelaksanaan Rehabilitasi medis dan sosial bagi Penyalahgunaan Narkotika dan
Untuk mengkaji dan menganalisis Faktor Penghambat Pelaksanaan Rehabilitasi
Medis dan Sosial bagi Penyalahgunaan Narkotika.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Yuridis
Sosiologis, spesifikasi dalam penelitian ini bersifat deskriftif analistis, data yang
digunakan adalah data primer dan data sekunder, menggunakan pengumpulan data
dengan wawancara dan studi kepustakaan, analisis data secara kualitatif,
permasalahan dianalisis dengan teori, penegakan hukum dan kepastian hukum.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Proses rehabilitasi bagi pecandu
narkotika yang dilaksanakan di Jawa Barat dibagi menjadi tiga bagian yaitu
rehabilitasi medis, rehabilitasi sosial (rehabilitasi sosial), dan program pasca
rehab. Tahap rehabilitasi medis (detoksifikasi) yaitu menghilangkan rasa
ketergantungan secara fisik, tahap ini pecandu diperiksa seluruh kesehatannya
baik fisik oleh dokter yang terlatih. Dokterlah yang memutuskan apakah pecandu
perlu diberikan obat tertentu untuk mengurangi gejala putus zat (sakau) yang ia
derita. Pemberian obat tergantung dari jenis narkoba dan berat ringanya gejala
putus zat dan pecandu narkotika adalah kurangnya tenagamedis yang memiliki
kemampuan untuk melakukan proses rehabilitasi yang dimiliki, hal ini
mengakibatkan tenagamedis yang ada kewalahan untuk menangani pasien
rehabilitasi, selain itu fasilitas yang belum memadai yang di miliki oleh panti
rehabilitasi, baik dari segi keamanan, ruangan yang kurang layak bagi pasien
sehinnga banyak tempat rehabilitasi yang menampung lebih dari kapasistas yang
telah ditentukan. Factor lain yaitu kurang mendukungnya lingkungan yang
ditempati oleh mantan pecandu setalah keluar dari tempat rehabilitasi, baik itu
dari keluarga, dan lingkungan pergaulan
Kata Kunci: Narkotika, Rehabilitasi Narkotika, Rehabilitasi
Dosen Pembimbing: | Bawono, Bambang Tri | nidn0607 |
---|---|
Item Type: | Thesis (Masters) |
Subjects: | K Law > K Law (General) |
Divisions: | Pascasarjana Pascasarjana > Mahasiswa Pascasarjana - Tesis Magister Ilmu Hukum Fakultas Hukum > Mahasiswa Pascasarjana - Tesis Magister Ilmu Hukum |
Depositing User: | Pustakawan 5 UNISSULA |
Date Deposited: | 23 Oct 2023 07:26 |
Last Modified: | 23 Oct 2023 07:26 |
URI: | https://repository.unissula.ac.id/id/eprint/32213 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |