Ambarwati, Siti (2025) PENGARUH SERUM KOMBINASI MINYAK ARGAN DAN MINYAK ROSEMARY TOPIKAL TERHADAP KADAR IL-1β DAN PDGF (Studi Eksperimental Pada Tikus Wistar Model Alopecia-Like yang diinduksi fluconazole). Masters thesis, Universitas Islam Sultan Agung Semarang.

[thumbnail of Magister Biomedik_MBK2423010470_fullpdf.pdf] Text
Magister Biomedik_MBK2423010470_fullpdf.pdf

| Download (2MB)
[thumbnail of Magister Biomedik_MBK2423010470_pernyataan_publikasi.pdf] Text
Magister Biomedik_MBK2423010470_pernyataan_publikasi.pdf
Restricted to Registered users only

| Download (361kB)

Abstract

Latar Belakang: Alopecia adalah kondisi kerontokan rambut yang sering dipengaruhi oleh inflamasi, di mana Interleukin-1 Beta (IL-1β) berperan dalam proses peradangan dan Platelet-Derived Growth Factor (PDGF) penting untuk regenerasi folikel rambut. Minyak Argan (Argania spinosa) dan minyak rosemary (Rosmarinus officinalis) memiliki sifat antiinflamasi dan pro-regeneratif yang dapat mempengaruhi kadar IL-1β dan PDGF. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh serum kombinasi minyak argan dan minyak rosemary topikal terhadap kadar IL-1β dan PDGF pada tikus Wistar model alopecia-like yang diinduksi fluconazole.
Metode: Penelitian eksperimental ini menggunakan desain post-test only control group dengan total 36 ekor tikus Wistar yang dibagi menjadi enam kelompok perlakuan: K1 (kontrol sehat), K2 (kontrol negatif), K3 (minyak argan 3%), K4 (minyak rosemary 2%), K5 (kombinasi minyak argan 1,5% + rosemary 1%), dan K6 (kombinasi minyak argan 3% + rosemary 2%). Induksi fluconazole dilakukan selama 14 hari untuk membentuk model alopecia-like, diikuti pemberian serum topikal selama 7 hari. Kadar IL-1β dan PDGF diukur menggunakan metode ELISA, dengan analisis data menggunakan uji One Way ANOVA dan Post Hoc Tukey.
Hasil: Hasil analisis menunjukkan bahwa kadar IL-1β tertinggi ditemukan pada K5 (18,72 ± 0,396), sedangkan kadar PDGF tertinggi terdapat pada K4 (3,96 ± 0,167). Uji statistik menunjukkan adanya perbedaan bermakna pada kadar IL-1β (p<0,001) dan PDGF (p=0,002) antar kelompok. Analisis Post Hoc Tukey menunjukkan bahwa kombinasi minyak argan dan rosemary (K5 dan K6) justru tidak lebih efektif dalam menurunkan IL-1β dibandingkan kontrol negatif, serta tidak menunjukkan peningkatan PDGF yang lebih tinggi dibanding rosemary tunggal. Rosemary tunggal (K4) memberikan peningkatan PDGF paling signifikan dibanding kelompok lain.
Kesimpulan: Pemberian serum kombinasi minyak argan dan rosemary topikal belum mampu menurunkan kadar IL-1β secara bermakna, dan efek peningkatan PDGF tidak melebihi rosemary tunggal. Dengan demikian, rosemary 2% terbukti lebih konsisten dalam meningkatkan PDGF dan mendukung regenerasi folikel rambut dibandingkan kombinasi dengan minyak argan, sementara minyak argan lebih berperan sebagai agen protektif pendukung.
Kata kunci: Alopecia, IL-1β, PDGF, Minyak Argan, Minyak Rosemary, Fluconazole, ELISA

Dosen Pembimbing: Chodidjah, Chodidjah and Hussaana, Atina | UNSPECIFIED
Item Type: Thesis (Masters)
Subjects: R Medicine > R Medicine (General)
Divisions: Pascasarjana > Mahasiswa Pascasarjana - Tesis Magister Biomedik
Fakultas Kedokteran > Mahasiswa Pascasarjana - Tesis Magister Biomedik
Pascasarjana
Depositing User: Pustakawan 5 UNISSULA
Date Deposited: 18 Dec 2025 02:07
URI: https://repository.unissula.ac.id/id/eprint/43613

Actions (login required)

View Item View Item