Muna, Aprilia (2025) PERAN KEPOLISIAN DALAM MENANGGULANGI TINDAK PIDANA PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA YANG DILAKUKAN OLEH ANAK DI KOTA SEMARANG (Studi Kasus Kepolisian Resor Kota Besar Semarang). Undergraduate thesis, Universitas Islam Sultan Agung Semarang.
|
Text
Ilmu Hukum_30302200624_fullpdf.pdf |
|
|
Text
Ilmu Hukum_30302200624_pernyataan_publikasi.pdf Restricted to Registered users only |
Abstract
Tren peningkatan kasus penyalahgunaan narkotika di Indonesia, dengan jumlah terlapor mencapai 44.983 orang pada tahun 2022, meningkat menjadi 50.291 orang pada 2023, dan hingga November 2024 mencapai 53.672 orang. Prevalensi tertinggi terdapat pada kelompok usia 15–64 tahun. Di Kota Semarang, sepanjang Januari hingga Maret 2024 saja, Polrestabes Semarang telah mengungkap 60 kasus dengan 74 tersangka, dan total kasus sepanjang tahun 2024 mencapai 297 kasus, dengan dominasi penyalahgunaan ganja dan shabu, serta obat-obatan seperti eksimer dan alprazolam. Tingginya angka penyalahgunaan narkotika di kalangan anak di Kota Semarang menunjukkan perlunya penanggulangan yang tidak hanya masif, tetapi juga agresif dan berkelanjutan, dengan keterlibatan aktif Kepolisian dan perlu dukungan semua pihak untuk melindungi generasi muda sebagai aset masa depan bangsa. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui peran Kepolisian sekaligus hambatan dan solusi apa saja yang dihadapi Polrestabes Semarang dalam penanggulanan tindak pidana penyalahgunaan narkotika yang dilakukan oleh anak di Kota Semarang.
Metode pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan yuridis empiris. Spesifikasi penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis. Data yang digunakan dikelompokkan menjadi dua jenis: data primer dan sekunder.
Hasil dari penelitian: 1) Polrestabes Semarang melalui Satresnarkoba menerapkan strategi penanggulangan narkotika secara komprehensif dengan pendekatan pre-emtif, preventif, dan represif. Pendekatan pre-emtif dilakukan melalui penyuluhan kepada anak, orang tua, dan masyarakat, termasuk program Desa Tangguh Anti Narkoba. Langkah preventif mencakup patroli, razia, dan pelibatan tokoh masyarakat, sedangkan represif dilakukan melalui penegakan hukum terhadap pelaku. Upaya ini menunjukkan bahwa keberhasilan penanggulangan narkotika membutuhkan sinergi antara aparat dan masyarakat. 2) Dalam menghadapi hambatan seperti modus operandi digital, rendahnya partisipasi masyarakat, dan keterbatasan anggaran, Polrestabes Semarang menerapkan strategi peningkatan kapasitas siber, kerja sama lintas sektor, dan pemberdayaan masyarakat melalui edukasi serta pembentukan komunitas anti narkoba. Untuk mengatasi kendala anggaran, solusi dilakukan melalui dukungan pemerintah pusat, pelibatan CSR, dan transparansi anggaran. Upaya ini menegaskan pentingnya sinergi antara teknologi, partisipasi masyarakat, dan dukungan fiskal dalam menanggulangi penyalahgunaan narkotika di kalangan anak.
Kata Kunci: Anak; Narkotika; Peran Kepolisian
| Dosen Pembimbing: | Arifulloh, Achmad | nidn0620066801 |
|---|---|
| Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
| Subjects: | K Law > K Law (General) |
| Divisions: | Fakultas Hukum Fakultas Hukum > Mahasiswa FH - Skripsi Ilmu Hukum |
| Depositing User: | Pustakawan 3 UNISSULA |
| Date Deposited: | 24 Nov 2025 02:35 |
| URI: | https://repository.unissula.ac.id/id/eprint/42250 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |
