NAZARUDIN, MOCH. ISA (2020) PERBANDINGAN PELAKSANAAN PROSES PRAPERADILAN SEBELUM DAN SESUDAH PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI NOMOR: 21/PUU-XII/2014 DI PENGADILAN NEGERI BATANG. Masters thesis, Universitas Islam Sultan Agung Semarang.
| 
              
Text
 cover.pdf  | 
          |
| 
              
Text
 abstrak.pdf  | 
          |
| 
              
Text
 daftar isi.pdf  | 
          |
| 
              
Text
 daftar pustaka.pdf  | 
          |
| 
              
Text
 bab 1.pdf  | 
          |
| 
              
Text
 publikasi.pdf Restricted to Registered users only  | 
          |
| 
              
Text
 bab 2.pdf Restricted to Registered users only  | 
          |
| 
              
Text
 bab 3.pdf Restricted to Registered users only  | 
          |
| 
              
Text
 bab 4.pdf Restricted to Registered users only  | 
          
Abstract
Berdasarkan  putusan  Mahkamah  Konstitusi Nomor : 21/PUU-XII/2014,  objek  pranata praperadilan  sebagaimana  pengertian  praperadilan  dalam  pasal  10 huruf a KUHAP telah diperluas maknanya, sehingga proses penyidikan yang  didalamnya  juga  termasuk  juga  penetapan  tersangka, penggeledahan, penyitaan adalah bagian dari pranata praperadilan.
Oleh karena itu maka penulis tertarik menulis tesis ini dengan judul "Perbandingan Pelaksanaan Proses Praperadilan Sebelum dan Sesudah Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor: 21/PUU-XII/2014 Di Pengadilan Negeri Batang".
Dalam penelitian ini penulis menggunakan tipe penelitian deskriptif dengan yuridis sosiologis dan yuridis normatif, metode pengumpulan data dengan studi kepustakaan, observasi dan konten analisis. 
Di akhir penelitian penulis simpulkan bahwa walaupun putusan MK memang bersifat final and binding serta mengikat dan tidak dapat dilakukan upaya hukum lagi (merupakan putusan akhir). Namun demikian tidak berarti secara otomatis mengubah Hukum Acara Pidana. Karena perubahan itu hanya dapat dilakukan oleh lembaga resmi yang ditunjuk oleh Negara, yaitu Presiden dan DPR yang menjadi keputusan negara. Objek praperadilan sebelum berlakunya Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor: 21/PUU-XII/2014, terdiri dari: sah tidaknya tindakan upaya paksa (berupa: penangkapan, penahanan, penggeledahan, dan penyitaan); sah tidaknya penghentian penyidikan atau penghentian penuntutan; dan ganti rugi atau rehabilitasi Objek praperadilan setelah berlakunya Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor: 21/PUU-XII/2014, yaitu terjadinya penambahan objek praperadilan atas sah tidaknya penetapan tersangka. Selain itu, implikasi putusan MK a quo juga berpengaruh terhadap keabsahan penangkapan dan keabsahan penahanan harus berdasarkan syarat objektif penyidik; melalui dua alat bukti dan pemeriksaan calon tersangka agar memenuhi dugaan “bukti permulaan, bukti permulaan yang cukup, dan bukti yang cukup”.
Kata kunci : Praperadilan, Putusan MK, Objek Praperadilan
| Dosen Pembimbing: | Ma’ruf, Umar and Sulchan, Achmad | nidn0617026801, nidn0631035702 | 
|---|---|
| Item Type: | Thesis (Masters) | 
| Subjects: | K Law > K Law (General) | 
| Divisions: | Pascasarjana Pascasarjana > Mahasiswa Pascasarjana - Tesis Magister Ilmu Hukum Fakultas Hukum > Mahasiswa Pascasarjana - Tesis Magister Ilmu Hukum  | 
        
| Depositing User: | Pustakawan Reviewer UNISSULA | 
| Date Deposited: | 21 Oct 2021 07:27 | 
| Last Modified: | 21 Oct 2021 07:27 | 
| URI: | https://repository.unissula.ac.id/id/eprint/20444 | 
Actions (login required)
![]()  | 
        View Item | 
