Chandra, Reza Haris (2017) ANALISIS POSISI KERJA KARYAWAN DENGAN METODE RAPPID ENTIRE BODY ASESSMENT (REBA) PADA PROSES PEMBUATAN BATIK CAP DI BATIK BAY-BILL PEKALONGAN. Undergraduate thesis, Fakultas Teknologi Industri UNISSULA.
Preview |
Text
COVER.pdf |
Preview |
Text
ABSTRAK.pdf |
Preview |
Text
DAFTAR ISI.pdf |
Preview |
Text
DAFTAR PUSTAKA.pdf |
Preview |
Text
PUBLIKASI.pdf |
Preview |
Text
BAB I.pdf |
![]() |
Text
BAB II.pdf Restricted to Registered users only |
![]() |
Text
BAB III.pdf Restricted to Registered users only |
![]() |
Text
BAB V.pdf Restricted to Registered users only |
![]() |
Text
BAB IV.pdf Restricted to Registered users only |
Abstract
Batik Bay-Bil merupakan salah satu badan usaha milik perseorangan yang dimiliki oleh Bapak Zamroni yang bergerak dibidang produksi batik cap. Batik Bay-Bil berdiri sejak tahun 2009. Produk yang dihasilkan pada batik Bay-Bil adalah daster dan longdres batik. Kain yang digunakan pada batik Bay-Bil yaitu kain santung. Saat ini batik Bay-Bil mempunyai karyawan sebanyak 17 orang.
Proses batik cap ini dimulai dengan proses pengecapan. Proses pengecapan adalah suatu proses batik yang bertujuan menempelkan lilin atau malam batik pada kain dengan pola tertentu yang digunakan. Selanjutnya yaitu proses pewarnaan. Proses pewarnaan adalah pewarnaan kain
batik untuk memberikan warna yang dikehendaki pada kain yang telah melalui proses pengecapan.
Lalu yang selanjutnya yaitu proses nyolet. Proses nyolet adalah memberikan warna pada bagian tertentu yang sudah digambari dengan pola malam menggunakan kuas. Selanjutnya proses mbatik (nemboki). Proses mbatik (nemboki) adalah menutupi bagian-bagian pola yang akan dibiarkan
berwarna menggunakan malam. langkah terakhir yaitu proses nglorot yaitu kain yang telah berubah wana direbus menggunakan air panas. Berdasarkan pembahasan dengan metode REBA, posisi pada proses pengecapan tergolong tinggi karena berada pada skor reba terendah yaitu 3, dan skor reba tertinggi 10 sehingga level resiko terendah 1 dan level resiko tertinggi 3 dengan mempertimbangkan adanya mungkin perlu melakukan perbaikan sampai dengan perlu segera melakukan tindakan perbaikan. Pada
proses nyolet tergolong tinggi karena berada pada skor reba terendah yaitu 3, dan skor reba tertinggi 8 sehingga level resiko terendah 1 dan level reiko tertinggi 3 dengan mempertimbangkan adanya mungkin perlu melakukan perbaikan sampai dengan perlu segera melakukan tindakan
perbaikan. Pada proses mbatik (nemboki) tergolong tinggi karena berada pada skor reba terendah yaitu 2, dan skor reba tertinggi 10 sehingga level resiko terendah 1 dan level reiko tertinggi 3 dengan mempertimbangkan adanya mungkin perlu melakukan perbaikan sampai dengan perlu segera melakukan tindakan perbaikan.
Kata Kunci : Batik Bay-Bill, Rappid Entire Body Asessment (Reba), Proses Batik Cap, Skor Reba
Dosen Pembimbing: | UNSPECIFIED | UNSPECIFIED |
---|---|
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
Subjects: | T Technology > TS Manufactures |
Divisions: | Fakultas Teknologi Industri Fakultas Teknologi Industri > Mahasiswa FTI - Skripsi Teknik Industri |
Depositing User: | Pustakawan Reviewer UNISSULA |
Date Deposited: | 19 Feb 2018 09:41 |
Last Modified: | 19 Feb 2018 09:41 |
URI: | https://repository.unissula.ac.id/id/eprint/10423 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |