Nuha, Muhammad Ulin (2014) HUBUNGAN KEJADIAN FIBRILASI ATRIUM DENGAN SINDROM METABOLIK DI RUMAH SAKIT ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG. Undergraduate thesis, Fakultas Kedokteran UNISSULA.
|
Text
cover_1.pdf Download (13kB) | Preview |
|
|
Text
daftar isi_1.pdf Download (87kB) | Preview |
|
|
Text
abstrak_1.pdf Download (162kB) | Preview |
|
|
Text
daftar pustaka_1.pdf Download (248kB) | Preview |
Abstract
Latar belakang: Sindrom metabolik merupakan kumpulan penyakit yang berhubungan dengan penyakit kardiovaskuler. Komponen sindrom metabolik, yakni hipertensi, obesitas, dislipidemia, dan resistensi insulin merupakan faktor risiko berkembangnya fibrilasi atrium. Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan hubungan sindrom metabolik dengan fibrilasi atrium dan untuk mengetahui besar risiko fibrilasi atrium pada penderita sindrom metabolik. Metode: Penelitian observasional analitik rancangan cross-sectional, dengan menggunakan data sekunder rekam medis pada 44 pasien rawat jalan dan rawat inap poli penyakit dalam RSISA periode januari – desember 2013 yang memenuhi kriteria inklusi dan tidak memenuhi kriteria eksklusi. Pertama sampel dilihat tekanan darah, kadar trigliserid, kadar HDL, kadar GDP dan lingkar pinggang pada rekam medis untuk dikelompokkan mejadi pasien dengan sindrom metabolik dan pasien non-sindrom metabolik berdasarkan kriteria NCEP-ATP III. Kemudian dilihat hasil EKG pada tiap sampel untuk dikelompokkan menjadi dengan fibrilasi atrium dan tanpa fibrilasi atrium. Hasil: Dari 22 pasien dengan sindrom metabolik, didapatkan 11 (50%) pasien fibrilasi atrium. Dan dari 22 pasien non-sindrom metabolik, didapatkan 3 (13,63%) pasien fibrilasi atrium. Hasil uji Chi-Square sindrom metabolik dengan fibrilasi atrium (p=0,014 CI=1,446-27,735) dengan rasio prevalensi sebesar 6,333 (RP>1). Maka, rasio prevalensi tersebut dinyatakan bermakna, berarti sindrom metabolik merupakan faktor risiko terjadinya fibrilasi atrium dan menunjukkan perbedaan yang signifikan antara penderita dengan hasil pemeriksaan sindrom metabolik dan non-sindrom metabolik ( p = 0,014 ). Kesimpulan: Risiko fibrilasi atrium pada pasien sindrom metabolik 6,333 kali lebih besar dibanding pasien non-sindrom metabolik. Kata kunci: Sindrom Metabolik, Fibrilasi Atrium.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Subjects: | R Medicine > R Medicine (General) |
Divisions: | Fakultas Kedokteran Fakultas Kedokteran > Pendidikan Dokter dan Program Profesi Dokter |
Depositing User: | Pustakawan Reviewer UNISSULA |
Date Deposited: | 18 Jan 2016 03:05 |
Last Modified: | 18 Jan 2016 03:05 |
URI: | http://repository.unissula.ac.id/id/eprint/2557 |
Actions (login required)
View Item |