Shofyan, Suwito (2017) TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA PENCURIAN DENGAN KEKERASAN (Studi Kasus di Pengadilan Negeri Semarang). Undergraduate thesis, Fakultas Hukum UNISSULA.
|
Image
PUBLIKASI.jpg Download (852kB) | Preview |
|
|
Text
1. COVER.pdf Download (327kB) | Preview |
|
|
Text
2. ABSTRAK.pdf Download (90kB) | Preview |
|
|
Text
3. DAFTAR ISI.pdf Download (86kB) | Preview |
|
|
Text
4. BAB I.pdf Download (211kB) | Preview |
|
Text
5. BAB II.pdf Restricted to Registered users only Download (419kB) |
||
Text
6. BAB III.pdf Restricted to Registered users only Download (286kB) |
||
|
Text
7. BAB IV.pdf Download (87kB) | Preview |
|
|
Text
8. DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (9kB) | Preview |
Abstract
Tindak pidana pencurian di wilayah hukum Polrestabes Semarang sangat meresahkan masyarakat, pasalnya tindak kejahatan yang dilakukan oleh para komplotan pencuri dilakukan dengan cara kekerasan. Pelaku kriminal tidak segan-segan melukai korban apabila melakukan perlawanan kepada para pelaku. Berbagai upaya telah dilakukan, namun angka kriminalitas khususnya pencurian yang disertai dengan kekerasan, masih marak terjadi di wilayah hukum Polrestabes Semarang. Persoalan tindak pidana pencurian ini harus menjadi perhatian aparat penegak hukum untuk melakukan tindak khusus guna mencegah dan menanggulangi berbagai tindak kriminal yang terus terjadi di wilayah hukum Polrestabes Semarang sehingga rasa aman dan nyaman dapat dinikmati oleh semua lapisan masyarakat. Penelitian ini menggunakan metode hukum normatif (yuridis normatif) dengan menggunakan data sekunder berbahan hukum primer, sekunder dan tersier. Data yang diperoleh kemudian dianalisis secara kwalitatif. Spesifikasi penelitian yang digunakan adalah deskriptif analisis yaitu menggambarkan secara komperhensif tentang penegakan hukum yang dilakukan oleh Polrestabes Semarang dalam menanggulangi tindak pidana pencurian disertai dengan kekerasan. Tindak pidana pencurian disertai dengan kekerasan / curas di wilayah hukum Polrestabes Semarang dipicu oleh berbagai faktor, akan tetapi faktor yang paling dominan menyebabkan terjadinya pencurian disertai dengan kekerasan / curas adalah faktor ekonomi dan faktor sosial / pergaulan dimana pelakunya banyak melibatkan remaja yang terpengaruh oleh pergaulan dengan lingkungan sekitarnya. Sedangkan upaya penegakan hukum yang dilakukan oleh Polrestabes Semarang dalam menanggulangi tindak pidana pencurian disertai dengan kekerasan adalah dengan melakukan tindakan-tindakan yang bersifat represif dengan melakukan penangkapan dan memproses pelaku dalam sistem peradilan pidana, umumnya para pelaku pencurian dengan kekerasan dijerat dengan Pasal 365 KUHP. Tindakan Hakim di Pengdilan Negeri Semarang dalam menangani pencurian dengan kekerasan seharusnya diikuti dengan tindakan preventif untuk mencegah lebih banyak terjadinya tindak pidana pencurian dengan kekerasan dan melindungi masyarakat agar tidak menjadi korban kejahatan. Pertimbangan hukum hakim dalam menjatuhkan putusan terhadap tindak pidana pencurian dengan kekerasan dalam Putusan Nomor :68/Pid B /2015 /PN.Smg telah sesuai karena berdasarkan pada uraian dari keterangan saksi-saksi, barang bukti dan keterangan terdakwa, dimana pembuktian sudah cukup apabila berdasarkan minimal 2 (dua) alat bukti ditambah keyakinan hakim. Hakim juga telah mempertimbangkan fakta dipersidangan dimana majelis hakim tidak menemukan hal-hal yang dapat melepaskan terdakwa dari pertanggungjawaban pidana, baik sebagai alasan pembenar maupun alasan pemaaf. Hakim juga telah mempertimbangkan pertimbangan yuridis maupun non yuridis yang dapat meringankan maupun memberatkan sanksi pidana bagi terdakwa. Kata kunci: Pencurian, kekerasan
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Subjects: | K Law > K Law (General) |
Divisions: | Fakultas Hukum Fakultas Hukum > Ilmu Hukum |
Depositing User: | Pustakawan 1 UNISSULA |
Date Deposited: | 25 Jul 2017 05:34 |
Last Modified: | 25 Jul 2017 05:34 |
URI: | http://repository.unissula.ac.id/id/eprint/7351 |
Actions (login required)
View Item |