TINJAUAN YURIDIS PERJANJIAN BAGI PERUSAHAAN PENGGUNA JASA OUTSOURCING DENGAN PERUSAHAAN OUTSOURCING DI INDONESIA

ALIYAH, ALIYAH (2025) TINJAUAN YURIDIS PERJANJIAN BAGI PERUSAHAAN PENGGUNA JASA OUTSOURCING DENGAN PERUSAHAAN OUTSOURCING DI INDONESIA. Undergraduate thesis, Universitas Islam Sultan Agung Semarang.

[img] Text
Ilmu Hukum_30302100040_pernyataan_publikasi.pdf
Restricted to Registered users only

Download (242kB)
[img] Text
Ilmu Hukum_30302100040_fullpdf.pdf

Download (1MB)

Abstract

Outsourcing te.rdapat dua pihak. Pihak pe.ngguna jasa dan pihak pe.nye.dia jasa te.naga ke.rja (outsourcing). Outsourcing me.rupakan salah satu pilihan strate.gis dalam me.ndukung prose.s bisnis di pe.rusahaan. Se.lain dalam rangka e.fisie.nsi, pe.rusahaan dimanjakan de.ngan be.be.rapa ke.untungan atau manfaat dari ke.giatan outsourcing. Me.tode. pe.ne.litian me.nggunakan pe.nde.katan yuridis normatif adalah suatu pe.ne.litian yang se.cara de.dukatif dimulai analisis te.rhadap Pasal-Pasal dalam pe.raturan Pe.rundang-Undangan yang me.ngatur te.rhadap pe.rmasalahan. Spe.sifikasipe.ne.litian hukum yang akan digunakan dalam pe.nulisan ini adalah pe.ne.litiande.skriptif, yaitu pe.ne.litian yang be.rtujuan untuk me.mpe.role.h gambaran (de.skripsi),le.ngkap te.ntang ke.adaan hukum yang be.rlaku di te.mpat te.rte.ntu. Be.rdasarkan hasil pe.ne.litian dapat ditarik ke.simpulan yaitu Pe.rjanjian Bagi Pe.rusahaan Pe.ngguna Jasa Outsourcing De.ngan Pe.rusahaan Outsourcing Di Indone.sian yaitu Hubungan antara pe.ke.rja dan pe.rusahaan pe.ngguna jasa te.rjadi be.rdasarkan pe.rjanjian ke.rjasama antara pe.rusahaan pe.ngguna jasa dan pe.rusahaan pe.nye.dia jasa, pe.ke.rja dite.mpatkan di pe.rusahaan pe.ngguna jasa be.rdasarkan pe.rjanjian ke.rja de.ngan pe.rusahaan pe.nye.dia jasa, pe.rjanjian ini me.nimbulkan hak dan ke.wajiban bagi para pihak. Pe.rusahaan pe.ngguna jasa dan pe.rusahaan pe.nye.dia jasa be.rtanggung jawab untuk me.me.nuhi hak-hak pe.ke.rja yang te.rjadi dalam hubungan ke.rja antara pe.rusahaan pe.nye.dia pe.nye.dia jasa de.ngan pe.ke.rjanya dan tanggung jawab te.rse.but harus dituangkan dalam pe.rjanjian pe.mborongan antara pe.rusahaan pe.ngguna jasa dan pe.rusahaan pe.nye.dia jasa. Pihak pe.rusahaan pe.nye.dia jasa dan pe.rusahaan pe.ngguna jasa be.rtanggungjawab te.rhadap hak dan ke.wajiban pe.ke.rja outsourcing yang dirugikan. Me.kanisme. pe.nye.le.saian se.ngke.ta yang te.rjadi diantara karyawan de.ngan pe.rusahaan pe.ngguna jasa Outsourcing te.rbe.ntuk dalam hukum pe.rjanjian outsourcing te.rtulis dan juga yang te.rikat di ke.dua be.lah pihak, jika suatu hari salah satu dari dua be.lah pihak me.miliki itikad tidak baik, se.rta me.ngingkari ke.se.pakatan maka dipe.rlukan pe.mbuktian yang sah atas pe.rkara te.rse.but. Namun, se.cara yuridis untuk pe.rjanjian te.rtulis dapat de.ngan mudah dijadikan alat bukti, dan harus dapat me.nunjukan saksi-saksi, se.dangkan pe.rjanjian lisan sulit untuk pe.mbuktiannya. Jika, dipe.rse.lisihan te.rse.but dirasa sudah tidak dapat dilakukan de.ngan cara musyawarah mufakat maka, maka dapat me.lakukan tiga cara yaitu bipatrit, tripatrit, lalu de.ngan pe.nye.le.saian pe.rse.lisihan hubungan industrial me.nurut Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 Pasal 36 ayat (1) dan ayat (2) yaitu me.lakukan pe.rundingan se.cara musyawarah untuk mufakat antara buruh atau gabungan se.rikat pe.ke.rja, lalu se.lanjutnya jika be.lum me.ne.mukan jalan ke.luar maka be.rlanjut ke. tahap tripatrit yaitu pe.rundingan diantara ke.dua be.lah pihak de.ngan bantuan pihak ke.tiga lalu jika masih be.lum juga maka be.rlanjut ke. tahap yang te.rakhir yaitu pe.ngadilan hubungan industrial (PHI). Kata Kunci : Outsourcing, Perjanjian, Perusahaan Outsourcing te.rdapat dua pihak. Pihak pe.ngguna jasa dan pihak pe.nye.dia jasa te.naga ke.rja (outsourcing). Outsourcing me.rupakan salah satu pilihan strate.gis dalam me.ndukung prose.s bisnis di pe.rusahaan. Se.lain dalam rangka e.fisie.nsi, pe.rusahaan dimanjakan de.ngan be.be.rapa ke.untungan atau manfaat dari ke.giatan outsourcing. Me.tode. pe.ne.litian me.nggunakan pe.nde.katan yuridis normatif adalah suatu pe.ne.litian yang se.cara de.dukatif dimulai analisis te.rhadap Pasal-Pasal dalam pe.raturan Pe.rundang-Undangan yang me.ngatur te.rhadap pe.rmasalahan. Spe.sifikasipe.ne.litian hukum yang akan digunakan dalam pe.nulisan ini adalah pe.ne.litiande.skriptif, yaitu pe.ne.litian yang be.rtujuan untuk me.mpe.role.h gambaran (de.skripsi),le.ngkap te.ntang ke.adaan hukum yang be.rlaku di te.mpat te.rte.ntu. Be.rdasarkan hasil pe.ne.litian dapat ditarik ke.simpulan yaitu Pe.rjanjian Bagi Pe.rusahaan Pe.ngguna Jasa Outsourcing De.ngan Pe.rusahaan Outsourcing Di Indone.sian yaitu Hubungan antara pe.ke.rja dan pe.rusahaan pe.ngguna jasa te.rjadi be.rdasarkan pe.rjanjian ke.rjasama antara pe.rusahaan pe.ngguna jasa dan pe.rusahaan pe.nye.dia jasa, pe.ke.rja dite.mpatkan di pe.rusahaan pe.ngguna jasa be.rdasarkan pe.rjanjian ke.rja de.ngan pe.rusahaan pe.nye.dia jasa, pe.rjanjian ini me.nimbulkan hak dan ke.wajiban bagi para pihak. Pe.rusahaan pe.ngguna jasa dan pe.rusahaan pe.nye.dia jasa be.rtanggung jawab untuk me.me.nuhi hak-hak pe.ke.rja yang te.rjadi dalam hubungan ke.rja antara pe.rusahaan pe.nye.dia pe.nye.dia jasa de.ngan pe.ke.rjanya dan tanggung jawab te.rse.but harus dituangkan dalam pe.rjanjian pe.mborongan antara pe.rusahaan pe.ngguna jasa dan pe.rusahaan pe.nye.dia jasa. Pihak pe.rusahaan pe.nye.dia jasa dan pe.rusahaan pe.ngguna jasa be.rtanggungjawab te.rhadap hak dan ke.wajiban pe.ke.rja outsourcing yang dirugikan. Me.kanisme. pe.nye.le.saian se.ngke.ta yang te.rjadi diantara karyawan de.ngan pe.rusahaan pe.ngguna jasa Outsourcing te.rbe.ntuk dalam hukum pe.rjanjian outsourcing te.rtulis dan juga yang te.rikat di ke.dua be.lah pihak, jika suatu hari salah satu dari dua be.lah pihak me.miliki itikad tidak baik, se.rta me.ngingkari ke.se.pakatan maka dipe.rlukan pe.mbuktian yang sah atas pe.rkara te.rse.but. Namun, se.cara yuridis untuk pe.rjanjian te.rtulis dapat de.ngan mudah dijadikan alat bukti, dan harus dapat me.nunjukan saksi-saksi, se.dangkan pe.rjanjian lisan sulit untuk pe.mbuktiannya. Jika, dipe.rse.lisihan te.rse.but dirasa sudah tidak dapat dilakukan de.ngan cara musyawarah mufakat maka, maka dapat me.lakukan tiga cara yaitu bipatrit, tripatrit, lalu de.ngan pe.nye.le.saian pe.rse.lisihan hubungan industrial me.nurut Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 Pasal 36 ayat (1) dan ayat (2) yaitu me.lakukan pe.rundingan se.cara musyawarah untuk mufakat antara buruh atau gabungan se.rikat pe.ke.rja, lalu se.lanjutnya jika be.lum me.ne.mukan jalan ke.luar maka be.rlanjut ke. tahap tripatrit yaitu pe.rundingan diantara ke.dua be.lah pihak de.ngan bantuan pihak ke.tiga lalu jika masih be.lum juga maka be.rlanjut ke. tahap yang te.rakhir yaitu pe.ngadilan hubungan industrial (PHI). Kata Kunci : Outsourcing, Perjanjian, Perusahaan

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Subjects: K Law > K Law (General)
Divisions: Fakultas Hukum
Fakultas Hukum > Ilmu Hukum
Depositing User: Pustakawan 3 UNISSULA
Date Deposited: 24 Jun 2025 07:16
URI: http://repository.unissula.ac.id/id/eprint/39599

Actions (login required)

View Item View Item