TRADISI MUBENG PUNDEN SESUDAH AKAD NIKAH DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (STUDI KASUS DI DESA KURYOKALANGAN KECAMATAN GABUS KABUPATEN PATI)

Pradana, Nizar Rafi’ (2024) TRADISI MUBENG PUNDEN SESUDAH AKAD NIKAH DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (STUDI KASUS DI DESA KURYOKALANGAN KECAMATAN GABUS KABUPATEN PATI). Undergraduate thesis, Universitas Islam Sultan Agung Semarang.

[img] Text
Hukum Keluarga (Ahwal Syakhshiyah)_30502000041_fullpdf.pdf

Download (1MB)
[img] Text
Hukum Keluarga (Ahwal Syakhshiyah)_30502000041_pernyataan_publikasi.pdf
Restricted to Registered users only

Download (141kB)

Abstract

Tradisi adalah sesuatu yang telah dilakukan sejak lama dan menjadi bagian dari kehidupan suatu kelompok masyarakat. Oleh karena itu tradisi secara tidak langsung menjadi sebuah warisan dari bapak-ibu dan nenek moyang masyarakat. Tradisi-tradisi yang dilakukan masyarakat memang memiliki nilai positif dan manfaat. Namun apabila tradisi yang dilakukan memiliki unsur yang bertentangan dengan Al-Qur’an dan As-Sunnah seperti kepercayaan dengan animisme dan dinamisme, maka tradisi ini dilarang dalam agama Islam. Penelitian ini bertujuan untuk menelaah bagaimana pandangan tokoh agama dan masyarakat Desa Kuryokalangan Kecamatan Gabus Kabupaten Pati mengenai tradisi mubeng punden setelah melaksanakan akad nikah dan bagaimana pandangan hukum Islam mengenai tradisi tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan dianalisa menggunakan metode deskriptif, yaitu dengan cara menggambarkan yang sebenarnya dengan melakukan penelitian lapangan (field research). Menggunakan wawancara sebagai sumber data primernya, adapun sumber data sekunder berasal dari buku, artikel, karya ilmiah, atau sumber data lain yang mendukung penelitian ini. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa menurut para tokoh agama dan tokoh masyarakat tradisi mubeng punden setelah akad nikah sebaiknya tetap dijaga kelestariannya karena hal tersebut merupakan kearifan lokal sekaligus identitas Desa Kuryokalangan. Adapun ketakutan mengenai musibah atau kesialan yang akan terjadi apabila tidak melakukannya merupakan kefanatikan orang dahulu yang masih tersisa hingga sekarang dan perlu dipudarkan. Dalam pandangan hukum Islam, tradisi ini sah apabila rukun dan syarat nikahnya telah terpenuhi. Tradisi ini bukan menjadi suatu hal yang diwajibkan karena bukan termasuk dalam syarat atau rukun nikah yang telah ditetapkan dalam syariat Islam. Adapun dalam sudut pandang ushul fiqh tradisi ini termasuk dalam ‘Urf . Sedangkan dalam segi keabsahan ‘Urf-nya maka kembali pada niatnya, dapat menjadi ‘Urf fasid yang tidak diperbolehkan, dan juga ‘Urf shahih yang diperbolehkan. Kata Kunci: Tradisi, Pernikahan, Hukum Islam.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Subjects: B Philosophy. Psychology. Religion > BP Islam. Bahaism. Theosophy, etc
Divisions: Fakultas Agama Islam
Fakultas Agama Islam > Syari'ah (Ahwal Syakhshiyah)
Depositing User: Pustakawan 3 UNISSULA
Date Deposited: 31 Jul 2024 07:20
Last Modified: 31 Jul 2024 07:20
URI: http://repository.unissula.ac.id/id/eprint/35010

Actions (login required)

View Item View Item