Asura, Muhammad Rizwan Bin Laode (2022) TINJAUAN YURIDIS PELAKSANAAN DIVERSI DITAHAP PENYIDIKAN TERHADAP TINDAK PIDANA PENCABULAN OLEH ANAK (Studi Kasus Polrestabes Kota Semarang). Undergraduate thesis, Universitas Islam Sultan Agung Semarang.
Text
30302000574_fullpdf.pdf Download (1MB) |
|
Text
publikasi.pdf Restricted to Registered users only Download (137kB) |
Abstract
Dari berbagai bentuk penyimpangan atau tindak pidana yang dilakukan oleh anak, salah satu bentuk penyimpangan atau tindak pidana yang menjadi sorotan akhir-akhir ini adalah perbuatan asusila atau pencabulan. Penyimpngan yang biasanya dilakukan oleh orang dewasa sebagai pelaku ini nyatanya sudah marak dilakukan juga oleh anak sebagai pelaku asusila. Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis merumuskan beberapa permasalahan yaitu, faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya tindak pidana pencabulan oleh anak, dan pelaksanaan diversi ditahap penyidikan terhadap suatu tindak pidana pencabulan yang dilakukan oleh seorang anak. Penelitian ini menggunakan metode pendekatan yuridis sosiologis, dengan spesifikasi penilitian deskriptif analitis. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh langsung dari sumbernya melalui proses wawancara, yang kemudian dianalisis secara kualitatif. Hasil penelitian ini adalah : Pertama, Ada banyak hal yang menyebabkan seseorang melakukan tindakan pencabulan, hal itu seperti kesenjangan sosial, tingkat pendidikan, pengaruh media, dam lingkungan pergaulan. Pornografi juga memicu terjadinya tindakan pencabulan. Berbagai hal mengenai pornografi baik itu tayangan pornografi, gambar porno, bacaan porno dan hal-hal lain yang bersifat pornografi. Kedua, Pelaksanan diversi ditingkat penyidikan dalam tindak pidana yang dilakukan oleh anak ini tidak bisa dilakukan, Sesuai dengan aturan dalam Pasal 7 ayat (2) Undang-undang Nomor 11 Tahun 2012 Tentang Sistem Peradilan Pidana Anak. bahwa diversi hanya dapat diberikan kepada anak yang melakukan tindak pidana dengan pidana penjara dibawah 7 (tujuh ) tahun dan bukan merupakan pengulangan tindak pidana. Sedangkan dalam hal pencabulan, terhadap pelaku tindak pidana dikenakan pidana penjara paling lama 15 (lima belas) tahun, maka dari itu diversi tidak dapat diterapkan bagi anak yang melakukan tindak pidana pencabulan, tetapi pihak Polrestabes Kota Semarang, dalam kasus pencabulan yang dilakukan oleh anak ini, memberikan solusi mediasi. Peneliti menyimpulkan beberapa hal, yaitu sebagai berikut: a. Diversi tidak dapat dilakukan tetapi kepolisian Polrestabes Kota Semarang memberikan upaya mediasi, b. Mediasi yang dilakukan terkadang terjadi sebuah permasalahan atau hambatan, yaitu: 1. Mediasi tidak bisa dilakukan karena pihak korban tidak hadir. 2. Mediasi dapat dilakukan, tetapi hasil dari mediasi dari 17 kasus di kota semarnag 6 diantaranya berhasil, dan 11 itu dilanjutkan ketahap selanjutnya. Kata Kunci : Diversi, Anak, Pencabulan, Penyidikan
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Subjects: | K Law > K Law (General) |
Divisions: | Fakultas Hukum > Ilmu Hukum Fakultas Hukum |
Depositing User: | Pustakawan 1 UNISSULA |
Date Deposited: | 09 Jan 2023 07:26 |
Last Modified: | 09 Jan 2023 07:26 |
URI: | http://repository.unissula.ac.id/id/eprint/26000 |
Actions (login required)
View Item |