Yoko Wibowo, Ivan (2021) EKSEKUSI KEBIRI KIMIA TERPIDANA KEJAHATAN PEMERKOSA ANAK. Masters thesis, Universitas Islam Sultan Agung Semarang.
Text
COVER.pdf Download (305kB) |
|
Text
ABSTRAK.pdf Download (447kB) |
|
Text
PUBLIKASI.pdf Restricted to Registered users only Download (370kB) |
|
Text
DAFTAR ISI.pdf Download (234kB) |
|
Text
BAB 1.pdf Download (580kB) |
|
Text
BAB 2.pdf Restricted to Registered users only Download (570kB) |
|
Text
BAB 3.pdf Restricted to Registered users only Download (523kB) |
|
Text
BAB 4.pdf Restricted to Registered users only Download (231kB) |
|
Text
DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (456kB) |
|
Text
Magister Hukum_20301900148_fullpdf.pdf Download (1MB) |
Abstract
Arus globalisasi yang kian berkembang pesat, kasus kekerasan terhadap anak tidak lagi hanya sebatas hal-hal yang telah disebutkan di atas, lebih dari itu kasus eksploitasi seksual terhadap anak oleh orang dewasa justru kian memanas dan merebak. Salah satu bentuk kejahatan kekerasan seksual terhadap anak adalah kejahatan pedofilia. Untuk melindungi hak asasi anak dari korban pemerkosaan, pemerintah melalui Perppu Nomor 1 Tahun 2016 jo UU No 17 tahun 2016, Tentang Perlindungan Anak khususnya pada Pasal 81 ayat (7) mengatur hukuman kebiri yang berbunyi “Terhadap pelaku sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dan ayat (5) dapat dikenai tindakan berupa kebiri kimia dan pemasangan alat pendeteksi elektronik”. Artinya bahwa Indonesia telah melegalkan hukuman kebiri bagi pelaku kejahatan seksual. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji, mengetahui dan menganalisa (1) substansi hukum dalam pengaturan hukuman kebiri kimia bagi pelaku kejahatan pemerkosa anak, (2) metode eksekusi hukuman kebiri kimia terpidana pemerkosa anak sebagai bentuk bekerjanya hukum dan keadilan, serta (3) hambatan-hambatan yang dihadapi hakim dalam menghadapi pelaku pemerkosa anak dalam memutus perkara dengan vonis tambahan hukuman kebiri kimia. Metode pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah yuridis sosiologis. Spesifikasi penelitian ini bersifat deskriptif analitis. Sumber data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari lapangan atau dari sumber pertama dan belum diolah oleh pihak lain. Sedangkan data sekunder diperoleh dari penelitian kepustakaan yang terdiri dari bahan hukum primer, bahan hukum sekunder dan bahan hukum tersier. Hasil penelitian dapat disimpulkan: (1) Salah satu alasan pemberlakuan Perppu Kebiri adalah bahwa sanksi pidana yang dijatuhkan bagi pelaku tindak pidana kekerasan seksual terhadap anak belum memberikan efek jera dan belum mampu mencegah secara komprehensif terjadinya kekerasan seksual terhadap anak. (2) Penjatuhan hukuman kebiri kimia merupakan hukuman yang pertama kali dijatuhkan sejak Undang-undangnya disahkan pada 2016 lalu. Baru pada 2 Mei 2020, Muh Aris berusia 20 Tahun, pemuda asal Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur. Seorang pedofil yang melakukan kekerasan seksual kepada 9 anak dari 2015-2019. Ia dijatuhi hukuman pidana pokok penjara 12 tahun dan denda sebesar 100.000.000 subsidair kurungan 6 bulan, dan pidana tambahan berupa kebiri kimia. (3) Hambatan dari sudut pandang hakim dalam melihat pemberlakuan hukuman pidana tambahan kebiri kimia bagi pelaku pedofilia bila diuraikan yaitu tidak terdapat peraturan pelaksana, tidak terdapat petunjuk dan teknis, Dokter menolak untuk menjadi eksekutor, dan kebijakan hukum pertama, maka dapat dipastikan belum tersedianya alat-alat kelengkapan dalam melaksanakan kebiri kimia. Kata Kunci: Eksekusi, Kebiri Kimia, Pemerkosa Anak
Item Type: | Thesis (Masters) |
---|---|
Subjects: | K Law > K Law (General) |
Divisions: | Fakultas Hukum Pascasarjana > Magister Ilmu Hukum |
Depositing User: | Pustakawan 5 UNISSULA |
Date Deposited: | 30 May 2022 02:47 |
Last Modified: | 30 May 2022 02:47 |
URI: | http://repository.unissula.ac.id/id/eprint/22489 |
Actions (login required)
View Item |