Azzahra, Armella (2021) HUBUNGAN ANTARA KELAINAN DEVIASI SEPTUM DENGAN LOKASI SINUSITIS PADA CT SCAN SPN Studi Analitik Observasional pada Pasien Sinusitis di RSI Sultan Agung Semarang. Undergraduate thesis, Universitas Islam Sultan Agung.
Text
cover.pdf Download (628kB) |
|
Text
abstrak.pdf Download (221kB) |
|
Text
daftar isi.pdf Download (245kB) |
|
Text
daftar pustaka.pdf Download (351kB) |
|
Text
lampiran.pdf Download (897kB) |
|
Text
bab 1.pdf Download (230kB) |
|
Text
publikasi.pdf Restricted to Registered users only Download (188kB) |
|
Text
bab 2.pdf Restricted to Registered users only Download (446kB) |
|
Text
bab 3.pdf Restricted to Registered users only Download (333kB) |
|
Text
bab 4.pdf Restricted to Registered users only Download (312kB) |
|
Text
bab 5.pdf Restricted to Registered users only Download (220kB) |
|
Text
30101700028 fulltext.pdf Download (1MB) |
Abstract
Sinusitis adalah inflamasi mukosa sinus paranasal yang salah satunya terkait dengan deviasi septum, penyebab ini sering diabaikan pada saat pemeriksaan endoskopi. Potensi subjektivitas dan perbedaan pendapat di antara dokter dalam menafsirkan endoskopi hidung dapat berdampak negatif pada ketepatan diagnosis dan tatalaksana sinusitis. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan deviasi septum dengan lokasi sinusitis pada computed tomography (CT) scan sinus paranasal (SPN). Penelitian ini merupakan studi analitik observasional menggunakan cross sectional design. Sampel penelitian 44 pasien deviasi septum nasi di poli THT-KL RS Islam Sultan Agung Semarang. Deviasi septum dinilai dari pemeriksaan endoskopi, sedangkan sinusitis dinilai dari hasil pemeriksaan CT scan SPN, dibedakan menurut letaknya meliputi sinusitis maksilaris, frontalis, ethmoidalis, dan sphenoidalis. Hasil penelitian diketahui bahwa 81,8% pasien mengalami deviasi septum, dan sinusitis ditemukan pada 97,7% pasien. Sinusitis maksilaris ditemukan pada 77,3% pasien, sedangkan untuk sinusitis ethmoidalis, sphenoidalis dan frontalis masing-masing pada 72,7%, 45,5%, dan 38,6% pasien. Berdasarkan jumlah SPN yang terdampak sinusitis, multisinusitis adalah yang terbanyak (43,2%) diikuti oleh sinusitis tunggal (34,1%) dan pansinusitis (20,5%). Berdasarkan uji Rank Spearman diketahui bahwa deviasi septum berhubungan dengan sinusitis maksilaris dan ethmoidalis (p<0,05), namun tidak berhubungan dengan sinusitis sphenoidalis dan frontalis (p>0,05). Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan deviasi septum dengan dua lokasi sinusitis, yaitu sinusitis maksilaris dan ethmoidalis. Kata kunci: Deviasi septum, lokasi sinusitis
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Subjects: | R Medicine > R Medicine (General) |
Divisions: | Fakultas Kedokteran Fakultas Kedokteran > Pendidikan Dokter dan Program Profesi Dokter |
Depositing User: | Pustakawan Reviewer UNISSULA |
Date Deposited: | 14 Feb 2022 03:06 |
Last Modified: | 14 Feb 2022 03:06 |
URI: | http://repository.unissula.ac.id/id/eprint/22176 |
Actions (login required)
View Item |