AKULTURASI BUDAYA ISLAM DAN HINDU DALAM ARSITEKTUR MASJID AL-AQSA KUDUS (Desa Kauman Menara Kec. Kota Kudus Kab. Kudus)

CHOTIMAH, CHUSNUL (2015) AKULTURASI BUDAYA ISLAM DAN HINDU DALAM ARSITEKTUR MASJID AL-AQSA KUDUS (Desa Kauman Menara Kec. Kota Kudus Kab. Kudus). Undergraduate thesis, Fakultas Agama Islam UNISSULA.

[img]
Preview
Text
ABSTRAK.pdf

Download (41kB) | Preview
[img]
Preview
Text
SKRIPSI_1COVER.pdf

Download (180kB) | Preview
[img]
Preview
Text
SKRIPSI_1DAFTAR ISI.pdf

Download (23kB) | Preview

Abstract

ABSTRAK Chusnul Chotimah (2015), Akulturasi Budaya Islam dan Hindu Dalam Arsitektur Masjid Al-Aqsa Kudus (Desa Kauman Menara Kec. Kota Kudus Kab. Kudus). Masjid merupakan sebuah tempat ibadah dan sangat disakralkan oleh umat Islam. Oleh karenanya ia menjadi pusat kegiatan dan disebut sebagai baitulloh dan biasanya ornament bangunannya bertema timur tengah. Namun terdapat sebuah fenomena menarik di Masjid Al-Aqsa Kudus, dengan arsitektur bangunannya yang merupakan akulturasi budaya Islam dan Hindu Jawa sehingga menjadi perhatian tersendiri untuk dikaji. Dalam penelitian ini, penulis mengangkat beberapa rumusan masalah yaitu 1).Bagaimana sejarah pendirian Masjid Al-Aqsa Kudus, serta renovasi yang telah dilakukannya.,2) apakah bagian-bagian dari Masjid Al-Aqsa Kudus yang mencerminkan akulturasi dari budaya Islam dan Hindu, 3).apakah makna filosofis dari Arsitektur Masjid Al-Aqsa Kudus yang merupakan akulturasi budaya Islam dan Hindu. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan field research (penelitian lapangan). Dari penelitian, didapatkan bahwa 1). Masjid Al-Aqsa dibangun pada 19 Rajab 956 H/23 Agustus 1549 M oleh Ja’far Shadiq. Dalam perkembangan selanjutnya masjid tersebut telah berkali-kali mengalami perbaikan dan peluasan misalnya dalam tahun 1919 M. beberapa bagian telah dibongkar untuk diperbesar, sebab kabarnya semula bentuk masjid aslinya tidaklah sebesar keadaannya sebagaimana sekarang. Akan tetapi meskipun demikian, menurut keterangan yang diberikan oleh K.H. Soefyan Doerie, segala peninggalan-peninggalan kuno baik berupa batu tertulis ataupun bahan-bahan bangunan lainnya tidaklah dibuang, melainkan dipergunakan kembali. 2). Ada beberapa bagian Masjid Al-Aqsa yang mencerminkan akulturasi dari budaya Islam dan Hindu diantaranya Menara Masjid yang berada di halaman Masjid, Pancuran Delapan yang digunakan tempat wudhu, Gapuro Kembar yang berada di dalam Masjid, Tajug, Mihrab. 3).Makna filosofis dari Masjid Al-Aqsa Kudus diantaranya Menara Masjid menunjukan bahwa manusia itu harus tegak berdiri dan senantiasa bersikap toleransi dalam hubungan muamalah dengan agama lain, Pancuran delapan bermakna Delapan Jalan Kebenaran’ atau Asta Sanghika Marga seperti dalam ajaran Hindu, namun dalam konteks Islam bahwa berwudhu harus dilaksanakan sebagai syarat sahnya menghadap Allah SWT dalam ibadah salat. Gapuro kembar melambangkan perjuangan (dakwah) harus juga memperhatikan masalah sosial, etika dan sikap saling menghormati. Kata Kunci : Masjid Al-Aqsa Kudus, Akulturasi, Arsitektur

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Subjects: B Philosophy. Psychology. Religion > BL Religion
Divisions: Fakultas Agama Islam
Fakultas Agama Islam > Sejarah dan Kebudayaan Islam
Depositing User: Pustakawan 1 UNISSULA
Date Deposited: 24 Aug 2015 07:00
Last Modified: 24 Aug 2015 07:00
URI: http://repository.unissula.ac.id/id/eprint/791

Actions (login required)

View Item View Item