Setiyorini, Dwi Wahyuning (2015) DISONANSI KOGNITIF PADA REMAJA YANG PERNAH MELAKUKAN ABORSI DI KOTA SEMARANG. Undergraduate thesis, Fakultas Psikologi UNISSULA.
|
Text
Cover.pdf Download (125kB) | Preview |
|
|
Text
Abstrak.pdf Download (163kB) | Preview |
|
|
Text
Daftar Isi.pdf Download (89kB) | Preview |
|
|
Text
Daftar Pustaka.pdf Download (162kB) | Preview |
Abstract
Aborsi atau pengguguran kandungan saat ini menjadi salah satu masalah yang cukup serius. WHO mencatat pada tahun 2005 ada sekitar 40-70 kasus abortus per 1000 wanita reproduksi terjadi setiap tahun di seluruh dunia. Tindakan aborsi di Indonesia sudah mencapai angka3 juta pertahun. Kasus aborsi banyak terjadi padaremaja. Berdasarkan hasil survey Komisi Nasional (Komnas) Perlindungan Anak di 33 Provinsi pada Januari – Juni 2008, hampir 25% remaja yang menjadi responden pernah melakukan aborsi. Sekitar 30% aborsi dilakukan wanita usia 15-24 tahun dari kalangan remaja, mahasiswa hingga korban perkosaan. Berdasarkan hal tersebut peneliti ingin menggali lebih dalam mengenai disonansi kognitif yang dialami remaja yang pernah melakukan aborsi.Peneliti juga ingin mengetahui faktor-faktor apa saja yang melatar belakangi para remaja untuk melakukan aborsi dan bagaimana dampak psikologis yang dialami setelah melakukan aborsi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Data dikumpulkan menggunakan metode wawancara dan observasi.Responden terdiri dari 3 orang, dengan criteria remaja wanita berusia 11-18 tahun, dan pernah melakukan aborsi. Hasil penelitian menemukanhal yang sama dari ketiga responden yakni penyebab tindakan aborsi adalah karena kehamilan di luar nikah. Faktor-faktor yang melatar belakangi responden melakukan aborsi adalah karena rasa takut akan mencemarkan nama baik keluarga, masa depan yang panjang akan hancur, dan ingin melanjutkan sekolah. Disonansi kognitif yang dialami ketiga subjek yaitu subjek menyadari bahwa aborsi adalah perilaku yang salah, akan tetapi subjek tetap melakukan aborsi dengan berbagai alasan. Subjek juga merasa berdosa dan menyesal karena telah melakukan aborsi. Cara subjek mengurangi disonansi kognitif yaitu dengan pembenara � �� � � � � yang sudah diputuskan adalah yang terbaik dan tidak akan mengulangi perbuatannya. Kata kunci: aborsi, disonansi kognitif, remaja
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Subjects: | B Philosophy. Psychology. Religion > BF Psychology |
Divisions: | Fakultas Psikologi Fakultas Psikologi > Psikologi |
Depositing User: | Pustakawan 1 UNISSULA |
Date Deposited: | 16 Feb 2016 05:58 |
Last Modified: | 16 Feb 2016 05:58 |
URI: | http://repository.unissula.ac.id/id/eprint/2898 |
Actions (login required)
View Item |