Indrawan, Muhammad Henri (2021) ANALISIS KARAKTERISTIK SIFAT FISIKOKIMIA (DERAJAT KEASAMAN, LAJU ALIR, KEKENTALAN) SALIVA PASIEN RADIOTERAPI KANKER KEPALA DAN LEHER. Undergraduate thesis, Universitas Islam Sultan Agung Semarang.
Text
ABSTRAK.pdf Download (325kB) |
|
Text
COVER.pdf Download (2MB) |
|
Text
DAFTAR ISI.pdf Download (389kB) |
|
Text
PERNYATAAN PUBLIKASI.pdf Restricted to Registered users only Download (590kB) |
|
Text
BAB I.pdf Download (415kB) |
|
Text
BAB II.pdf Restricted to Registered users only Download (389kB) |
|
Text
BAB III.pdf Restricted to Registered users only Download (805kB) |
|
Text
BAB IV.pdf Restricted to Registered users only Download (258kB) |
|
Text
DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (335kB) |
|
Text
LAMPIRAN.pdf Download (5MB) |
|
Text
S1 Kedokteran Gigi_31101700057_fullpdf.pdf Download (8MB) |
Abstract
Penyakit Kanker Kepala dan Leher ditemukan pada oral, hidung, laring, dan faring. Kasus baru dunia mencapai 890.000 serta kematiannya 450.000 orang di tahun 2018. Salah satu perawatannya yaitu radioterapi memberikan pengaruh pada sifat fisikokimia saliva (laju alir, kekentalan, dan derajat keasaman). Analisis dilakukan pada sifat fisikokimia karena dapat menentukan kondisi kualitas produksi saliva. Analisis berikut bertujuan untuk mendapatkan analisis terbaru mengenai proses perubahan sifat fisikokimia saliva pasien radioterapi kanker kepala dan leher. Pencarian artikel pada Google Scholar, Academia, dan Microsoft Academy sebanyak 39.972 artikel yang kemudian dilakukan skrining judul dan abstrak free full text sesuai kata kunci menjadi 52 artikel. Artikel tersebut diseleksi sesuai kriteria eksklusi yaitu 17 artikel dan inklusi 35 artikel. Sehingga terdapat 35 artikel yang akan dianalisis. Hasil analisis mayoritas pasien radioterapi tersebut mengalami Xerostomia. Pada fase akut, laju alir saliva mulai menurun, kekentalan meningkat, dan derajat keasaman meningkat. Pada fase lanjut, kualitas sifat fisikokimia saliva semakin menurun karena kadar tinggi radiasi pengion merusak DNA dan membran sel asinar. Hasil produksi kelenjar saliva primer menjadi hipertonik karena kegagalan enzim protein kinase A dan kinase C melakukan fosforilasi membentuk material protein di sel asinar. Kesimpulannya, radioterapi dapat menyebabkan Xerostomia sehingga terjadi penurunan kualitas sifat fisikokimia saliva pasien Radioterapi Kanker Kepala dan Leher. Edukasi menjadi hal utama untuk menangani komplikasi Xerostomia dengan menjaga OHI seperti sikat gigi, chlorhexidine, aplikasi fluoride atau stimulus saliva, dan lain-lain. Analisis dapat dikembangkan dengan mengamati outcome kekentalan secara kuantitatif. Kata kunci: fisikokimia saliva; radioterapi; kanker kepala dan leher; sekresi saliva
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Subjects: | R Medicine > RK Dentistry |
Divisions: | Fakultas Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran Gigi > Pendidikan Dokter Gigi |
Depositing User: | Pustakawan 3 UNISSULA |
Date Deposited: | 29 Jun 2022 07:57 |
Last Modified: | 29 Jun 2022 07:57 |
URI: | http://repository.unissula.ac.id/id/eprint/23418 |
Actions (login required)
View Item |