Putri, Hanny Nadilla (2020) HUBUNGAN DERAJAT MIOPIA DENGAN KEJADIAN DRY EYE PASCA OPERASI FEMTO LASIK Studi Observasional Analitik pada pasien di Sultan Agung Eye Center (SEC) Semarang. Undergraduate thesis, Universitas Islam Sultan Agung Semarang.
Text
Cover.pdf Download (674kB) |
|
Text
Abstrak.pdf Download (221kB) |
|
Text
Daftar Isi.pdf Download (171kB) |
|
Text
Daftar Pustaka.pdf Download (180kB) |
|
Text
Lampiran.pdf Download (748kB) |
|
Text
Publikasi.pdf Restricted to Registered users only Download (293kB) |
|
Text
Bab I.pdf Download (232kB) |
|
Text
Bab II.pdf Restricted to Registered users only Download (598kB) |
|
Text
Bab III.pdf Restricted to Registered users only Download (355kB) |
|
Text
Bab IV.pdf Restricted to Registered users only Download (155kB) |
|
Text
Bab V.pdf Restricted to Registered users only Download (87kB) |
Abstract
Dry eye merupakan kelainan multifaktorial dari lapisan air mata dan permukaan okuler yang mengakibatkan gejala ketidaknyamanan, dan gangguan visual dengan potensi kerusakan permukaan mata. Keadaan dry eye setelah operasi Femto-LASIK berkaitan dengan kerusakan saraf kornea karena fotoablasi stroma kornea saat tindakan operasi. Miopia adalah salah satu kelainan refraksi yang sering dilakukan operasi Femto-LASIK. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan derajat miopia dengan dry eye pasca operasi Femto-LASIK. Jenis penelitian yang digunakan adalah observasional analitik dengan rancangan cross sectional menggunakan sampel 36 mata secara consecutive sampling, terdiri dari 12 mata miopia derajat ringan, 12 mata miopia derajat sedang dan 12 mata miopia derajat berat pada periode Februari – Juni 2019 di Sultan Agung Eye Center (SEC) Semarang yang memenuhi kriteria inklusi. Pengambilan data menggunakan rekam medis dan melakukan pemeriksaan schirmer’s test kemudian dilakukan analisis data dengan korelasi koefisien kontingensi. Dari penelitian didapatkan pasien miopia derajat ringan mengalami dry eye sebesar 5,6 %, pasien miopia derajat sedang mengalami dry eye sebesar 11,1 %, dan pasien miopia derajat berat mengalami dry eye sebesar 25 %. Hasil uji korelasi koefisien kontingensi menunjukan adanya korelasi antara derajat miopia dengan kejadian dry eye pada pasien pasca Femto-LASIK (p = 0,012), korelasi bernilai positif dengan kekuatan korelasi yang cukup kuat (r = 0,446). Hasil penelitian menunjukkan bahwa didapatkan hubungan bermakna antara derajat miopia dengan kejadian dry eye pada pasien pasca operasi Femto-LASIK. Semakin berat derajat miopia maka semakin besar kejadian dry eye pasca operasi Femto-LASIK. Kata kunci : dry eye, Femto-LASIK, miopia, schirmer’s test
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Subjects: | R Medicine > R Medicine (General) |
Divisions: | Fakultas Kedokteran Fakultas Kedokteran > Pendidikan Dokter dan Program Profesi Dokter |
Depositing User: | Pustakawan 5 UNISSULA |
Date Deposited: | 11 Sep 2020 06:44 |
Last Modified: | 11 Sep 2020 06:44 |
URI: | http://repository.unissula.ac.id/id/eprint/17517 |
Actions (login required)
View Item |