Anggraini, Desi Wulan (2019) "AKIBAT HUKUM WANPRESTASI PERJANJIAN BUILD OPERATE TRANSFER (BOT ) ANTARA PEMERINTAH DENGAN SWASTA (STUDI KASUS PERJANJIAN KONTRAK KERJA PERUM BULOG SUBDIVRE LAPPADE PARE PARE DENGAN UD PADI INDAH) ". Masters thesis, Universitas Islam Sultan Agung.
Text
cover.pdf Download (1MB) |
|
Text
abstrak.pdf Download (101kB) |
|
Text
daftar isi.pdf Download (104kB) |
|
Text
publikasi.pdf Download (360kB) |
|
Text
bab I.pdf Download (427kB) |
|
Text
bab II.pdf Restricted to Registered users only Download (716kB) |
|
Text
bab III.pdf Restricted to Registered users only Download (593kB) |
|
Text
bab IV.pdf Restricted to Registered users only Download (101kB) |
|
Text
daftar pustaka.pdf Download (267kB) |
Abstract
Perjanjian Build Operate and Transfer (BOT) antara pemerintah daerah (Perum Bulog) dan sektor swasta UD Padi Indah dibentuk dalam pelaksanaan Kontrak Perbaikan Genset dan Komponen RMP Lappade UPB Nomor Komponen Pk: 015 / 21D00 / 11/2018 . Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan konsekuensi hukum dari keterlambatan transaksi dalam perjanjian Build Operate and Transfer (BOT) antara Bulog Corporation dan UD Padi Indah yang mensyaratkan bahwa beberapa bentuk pembangunan mesin penggilingan padi dilakukan berdasarkan perjanjian yang dibuat dalam bentuk perjanjian di bawah tangan dan karena perjanjian pembatalan pada Build Operate and Transfer / BOT. Metode yang digunakan adalah yuridis normatif, yaitu memeriksa norma-norma hukum yang terkandung dalam undang-undang. Penelitian ini menyimpulkan bahwa dalam perjanjian Build Operate and Transfer /BOT sebelum pembentukan Peraturan Menteri Negara Militer Perusahaan Republik Indonesia Nomor Per-19 / MBU / 2012 tentang Pedoman Penundaan Transaksi Bisnis yang ditunjukkan oleh Penyimpangan dan / atau Penipuan tetapi memenuhi ketentuan kondisi hukum perjanjian Pasal 1320 KUH Perdata sehingga memiliki posisi sebagai bukti otentik dan perjanjian kerja sama juga berdomisili sebagai peraturan perundang-undangan. Dalam perjanjian Build Operate and Transfer (BOT), syarat-syarat hukum perjanjian tersebut berada di luar ketentuan KUH Perdata, dan jika tidak dilakukan, mereka akan dianggap tidak pernah ada bahkan jika mereka memenuhi persyaratan hukum perjanjian Pasal 1320 KUH Perdata. Konsekuensi hukum dari klaim dan denda 5% sesuai dengan keterlambatan pekerjaan yang ditetapkan dalam perjanjian secara sepihak karena wanprestasi yang tidak memenuhi persyaratan pembatalan Pasal 1266 KUH Perdata, dapat dianggap ilegal karena mereka tidak berdasarkan itikad baik dan harus disertai dengan serah terima barang (BAST). Kata kunci: Perjanjian kerja sama pemerintah, Bangun Guna Serah, Wanprestasi
Item Type: | Thesis (Masters) |
---|---|
Subjects: | K Law > K Law (General) |
Divisions: | Fakultas Hukum Pascasarjana > Magister Kenotariatan |
Depositing User: | Pustakawan 3 UNISSULA |
Date Deposited: | 04 Mar 2020 02:36 |
Last Modified: | 04 Mar 2020 02:36 |
URI: | http://repository.unissula.ac.id/id/eprint/16831 |
Actions (login required)
View Item |