MEMAHAMI PROSES INTERAKSI SOSIAL ANGGOTA KOMUNITAS ORART-ORET DALAM MENGEMBANGKAN KECINTAAN PADA SENI DI KOTA SEMARANG

Denanda, Rayo (2014) MEMAHAMI PROSES INTERAKSI SOSIAL ANGGOTA KOMUNITAS ORART-ORET DALAM MENGEMBANGKAN KECINTAAN PADA SENI DI KOTA SEMARANG. Undergraduate thesis, Fakultas Ilmu Komunikasi UNISSULA.

[img]
Preview
Text
Cover.pdf

Download (28kB) | Preview
[img]
Preview
Text
Abstrak.pdf

Download (18kB) | Preview
[img]
Preview
Text
Daftar Isi.pdf

Download (5kB) | Preview
[img]
Preview
Text
Daftar Pustaka.pdf

Download (7kB) | Preview

Abstract

Sebagai sebuah komunitas pecinta seni di kawasan Kota Semarang, komunitas ORArT ORET ingin ikut berpartisipasi secara aktif dalam wacana pelestarian seni dan budaya Kota Semarang yang memiliki nilai artistik yang tinggi bersama dengan komunitas pecinta seni lainnya yang banyak bertaburan di Kota Semarang. Dengan kondisi struktural fungsional masing-masing kelompok pecinta seni yang berbeda, baik visi dan misinya, sudah barang tentu antar kelompok seni yang tergabung terpaksa melakukan interaksi sosial dan membangun komunikasi sosial yang intensif dalam rangka membangun kebersamaan. Permasalahannya adalah karena dalam komunitas manusia, individu yang terlibat di dalamnya dapat memiliki maksud, kepercayaan, sumber daya, preferensi, kebutuhan, risiko dan sejumlah kondisi lain yang tidak serupa, sehingga ikatan atas dasar komunitas tersebut memerlukan usaha interaksi sosial yang bisa memberikan rasa "kesamaan", secara personal bagi anggota yang terlibat. Tujuan dari diadakannya penelitian ini adalah untuk menjelaskan tentang proses interaksi sosial berlangsung dan pemahaman di antara anggota komunitas ORArT ORET dalam rangka mengembangkan kecintaan pada seni di Kota Semarang. Penelitian ini memiliki kemiripan studi yang dilakukan Yulianti (2009) yang memperlihatkan bahwa interaksi yang terjadi pada anggota keluarga yang berbeda kultur akan memiliki kecenderungan shock culture, di mana apabila shock culture tersebut tidak dikelola dengan manajemen komunikasi yang asertif dan kondusif akan bisa berkembang ke arah dan ranah yang lebih urgen dari bangunan keluarga secara keseluruhan, karena melibatkan menantu dengan mertua. Teori yang digunakan untuk menjelaskan fenomena penelitian adalah teori interaksionisme simbolik yaitu suatu pendekatan teoritis dalam memahami hubungan antara manusia dan masyarakat. Ide dasar teori interaksionisme simbolik adalah bahwa tindakan dan interaksi manusia hanya dapat dipahami melalui pertukaran simbol atau komunikasi yang sarat makna. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitis yaitu suatu penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan gejala atau kenyataan yang ada, sehingga data yang disimpulkan dalam penelitian dapat dianalisis dan dijelaskan. Dalam hal ini narasumber yang dipakai sebanyak 4 orang, baik yang berasal dari komunitas ORArT ORET dan komunitas sejenis yang selama ini sering melakukan interaksi sosial bersama komunitas ORArT ORET. Temuan empiris dari penelitian ini adalah bahwa sesama pecinta seni saling berbagi dan selalu melakukan interaksi sosial, yang dalam hal ini dikarenakan adanya kepentingan dan motif yang sama terhadap terciptanya nilai kesadaran baru tentang sesuatu obyek seni, yang dalam hal ini adalah kecintaan seni dan budaya Kota Semarang. Adanya kesadaran yang sama terhadap sesuatu tersebut akhirnya memberikan sugesti dan motivasi lebih tinggi pada anggota komunitas untuk semakin mencurahkan kecintaannya pada seni dan budaya yang didukungnya. Fenomena ini sesuai dengan konsepsi interaksionisme simbolik yang beranggapan bahwa khalayak adalah produk sosial. Frekuensi dan intensitas interaksi sosial antar anggota yang terlibat dalam Komunitas Orart-Oret dengan komunitas pecinta seni lainnya yang terdiri dari berbagai kelompok dan aliran seni budaya, akan menghasilkan bentuk kerjasama yang kondusif, bilamana antar anggota yang berafiliasi pada masing-masing kelompok atau aliran seni budaya dapat melakukan konformitas. Dan dengan ini dapat disarankan dengan melalui konformitas yang tinggi, maka bentuk dan jenis hambatan yang dihadapi dalam rangka mengembangkan kecintaan pada seni di Kota Semarang di antara kelompok dan aliran seni budaya di dalam komunitas Orart-Oret dapat diatasi, sehingga ending goal, yaitu peningkatan terhadap kecintaan seni dapat dicapai secara berkesinambungan. Adapun komponen dasar dari adanya interaksi sosial yang menyebabkan antara peserta interaksi sosial dapat saling berbagi pengalaman dan program kerjanya, karena intensifnya komunikasi yang dilakukannya, antara lain dilatarbelakangi adanya 2 faktor utama, yaitu identifikasi dan simpati. Keywords: proses interaksi sosial, komunitas ORArT ORET, dan kecintaan pada seni di Kota Semarang

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Subjects: H Social Sciences > HE Transportation and Communications
Divisions: Fakultas Ilmu Komunikasi
Fakultas Ilmu Komunikasi > Ilmu Komunikasi
Depositing User: Pustakawan 1 UNISSULA
Date Deposited: 16 Dec 2015 02:32
Last Modified: 16 Dec 2015 02:32
URI: http://repository.unissula.ac.id/id/eprint/1675

Actions (login required)

View Item View Item