PERBEDAAN DERAJAT ASTIGMATISMA PASCA OPERASI KATARAK DENGAN METODE FAKOEMULSIFIKASI TEKNIK INSISI KORNEAL DAN INSISI LIMBAL - Studi Observasional Analitik pada Penderita Katarak di Sultan Agung Eye Center (SEC) RSI Sultan Agung Semarang

Karina, Novia (2017) PERBEDAAN DERAJAT ASTIGMATISMA PASCA OPERASI KATARAK DENGAN METODE FAKOEMULSIFIKASI TEKNIK INSISI KORNEAL DAN INSISI LIMBAL - Studi Observasional Analitik pada Penderita Katarak di Sultan Agung Eye Center (SEC) RSI Sultan Agung Semarang. Undergraduate thesis, Fakultas Kedokteran UNISSULA.

[img]
Preview
Text
1. COVER.pdf

Download (293kB) | Preview
[img]
Preview
Text
2. ABSTRAK.pdf

Download (24kB) | Preview
[img]
Preview
Text
PUBLIKASI.pdf

Download (94kB) | Preview
[img]
Preview
Text
3. DAFTAR ISI.pdf

Download (46kB) | Preview
[img]
Preview
Text
4. BAB I.pdf

Download (41kB) | Preview
[img] Text
5. BAB II.pdf
Restricted to Registered users only

Download (79kB)
[img] Text
6. BAB III.pdf
Restricted to Registered users only

Download (107kB)
[img] Text
7. BAB IV.pdf
Restricted to Registered users only

Download (103kB)
[img] Text
8. BAB V.pdf
Restricted to Registered users only

Download (21kB)
[img]
Preview
Text
9. DAFTAR PUSTAKA.pdf

Download (44kB) | Preview

Abstract

Fakoemulsifikasi adalah metode ekstraksi katarak ekstrakapsular yang paling sering digunakan dalam bedah katarak. Perkembangan teknologi fakoemulsifikasi membutuhkan insisi lebih kecil sehingga dapat meminimalkan risiko induksi astigmatisma. Ada tiga jenis insisi pada teknik fakoemulsifikasi (korneal, skleral dan limbal). Penelitian tentang perbandingan derajat astigmatisme antara insisi korneal dengan insisi limbal belum ditemukan. Tujuan penelitian ini mengetahui perbedaan derajat astigmatisma antara insisi korneal dan insisi limbal pasca operasi katarak dengan metode fakoemulsifikasi. Penelitian analitik observasional dengan desain kohort prospektif yang dilakukan pada 38 mata pasien katarak yang menjalani operasi dengan teknik fakoemulsifikasi. Derajat astigmatisma diukur satu minggu pasca operasi dan dianalisis dengan uji mann whitney pada tingkat kemaknaan p<0,05. Derajat astigmatisma pasca operasi katarak dengan metode fakoemulsifikasi teknik insisi limbal dan korneal sebesar -0,13 ± 0,41 D dan -0,12 ± 0,28 D. Hasil uji mann whitney diperoleh p=0,476 (p>0,05) menunjukkan perbedaan derajat astigmatisma antara insisi limbal dan korneal tidak bermakna. Kesimpulan: Tidak terdapat perbedaan derajat astigmatisma pada pasca operasi katarak metode fakoemulsifikasi teknik insisi korneal dan insisi limbal. Kata kunci: Derajat Astigmatisma, Fakoemulsifikasi, Insisi Korneal dan Insisi Limbal

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Subjects: R Medicine > R Medicine (General)
Divisions: Fakultas Kedokteran
Fakultas Kedokteran > Pendidikan Dokter dan Program Profesi Dokter
Depositing User: Pustakawan Reviewer UNISSULA
Date Deposited: 24 Nov 2017 02:18
Last Modified: 24 Nov 2017 02:18
URI: http://repository.unissula.ac.id/id/eprint/7675

Actions (login required)

View Item View Item