Wibawanti, Riries Dwi (2017) PERBEDAAN REKURENSI PASKA OPERASI PTERYGIUM ANTARA METODE BARE SCLERA DENGAN METODE AUTOGRAFT - Studi Observasional di Semarang Eye Center (SEC) Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang. Undergraduate thesis, Fakultas Kedokteran UNISSULA.
|
Text
2. Abstrak-Abstract.docx.pdf Download (89kB) | Preview |
|
|
Text
PUBLIKASI_1.pdf Download (657kB) | Preview |
|
|
Text
3. Daftar Isi, Singkatan, Tabel, Gambar, Lampiran.pdf Download (2MB) | Preview |
|
|
Text
1. Cover.pdf Download (3MB) | Preview |
|
|
Text
4. BAB 1.pdf Download (328kB) | Preview |
|
Text
7. BAB 4.pdf Restricted to Registered users only Download (330kB) |
||
Text
6. BAB 3.pdf Restricted to Registered users only Download (455kB) |
||
|
Text
9. Daftar Pustaka.pdf Download (379kB) | Preview |
|
Text
8. BAB 5.pdf Restricted to Registered users only Download (316kB) |
||
Text
5. BAB 2.pdf Restricted to Registered users only Download (2MB) |
Abstract
Pterygiummerupakan pertumbuhan jaringan fibrovascular berbentuk segitiga yang bersifat degeneratif dan invasif, predileksi paling sering terletak pada celah kelopak mata bagian nasal maupun temporal mata sehingga dapat mengganggu penglihatan.Rekurensi pterygium adalah pertumbuhan kembali pterygium ke limbus paska bedah. Teknik operasi memiliki hubungan yang relatif tinggi dengan kejadian rekurensi.Teknik operasi Bare sclera masih menjadi prosedur paling umum yang dilakukan untuk pterygium primer. Teknik operasi Autograft merupakan operasi dengan cara mengangkat pterygiumdengan menutup luka bekas pengangkatan dengan graft sehingga tidak mudah terkena expossure dari luar. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbedaan kejadian rekurensipasca operasi pterygium dengan teknik Bare sclera dan teknik Autograft. Jenis penelitian analitik observasional dengan rancangan cross sectional. Data diperoleh dari dokumen rekam medik pasien pterygium di RSI Sultan Agung Semarang periode Januari 2013-Desember 2015, Jumlah Populasi 1.546 pasien pterygium, sampel penelitian yaitu 70 orang terdiri atas 35 pasien yang dioperasi dengan teknik Bare sclera dan 35 pasien yang dioperasi dengan teknik Autograft. Pemilihan sampel dilakukan dengan teknik insidental sampling jenis consecutive sampling. Kejadian rekurensi ditetapkan pada 0-24 bulan setelah operasi yang tercatat pada dokumen rekam medis. Uji chi square digunakan sebagai alat analisis data. Hasil uji chi square diperoleh nilai p value sebesar 0.001 (p<0.05) yang berarti bahwa ada perbedaan kejadian rekurensi pterygium yang signifikan antara teknik operasi Bare sclera dan teknik operasi Autograft, nilai ratio prevalens sebesar 3,333. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan kejadian rekurensi pasca operasi pterygium dengan teknik Bare sclera berisiko lebih tinggi secara klinik daripada teknik Autograft. Kata kunci: Pterygium, Rekurensi Pterygium, Bare sclera, Autograft
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Subjects: | R Medicine > R Medicine (General) |
Divisions: | Fakultas Kedokteran Fakultas Kedokteran > Pendidikan Dokter dan Program Profesi Dokter |
Depositing User: | Pustakawan Reviewer UNISSULA |
Date Deposited: | 24 Nov 2017 02:17 |
Last Modified: | 24 Nov 2017 02:17 |
URI: | http://repository.unissula.ac.id/id/eprint/7650 |
Actions (login required)
View Item |