Baswedan, Camila Anis (2016) PENGARUH TEKNIK OPERASI KATARAK TERHADAP TERJADINYA SINDROMA MATA KERING - Studi Analitik Cross SectionalPada Pasien Pria Pasca Operasi Katarak di Sultan Agung Eye Center (SEC) RS Islam Sultan Agung Semarang dan Poli Mata Balai Kesehatan Indera Masyarakat (BKIM) Semarang. Undergraduate thesis, Fakultas Kedokteran UNISSULA.
|
Text
abstrak_1.pdf Download (195kB) | Preview |
|
|
Text
daftar isi_1.pdf Download (99kB) | Preview |
|
Text
bab I_1.pdf Restricted to Registered users only Download (94kB) |
||
|
Text
cover_1.pdf Download (694kB) | Preview |
|
Text
bab III_1.pdf Restricted to Registered users only Download (178kB) |
||
Text
bab V_1.pdf Restricted to Registered users only Download (88kB) |
||
Text
bab II_1.pdf Restricted to Registered users only Download (300kB) |
||
|
Text
daftar pustaka_1.pdf Download (232kB) | Preview |
|
Text
bab IV_1.pdf Restricted to Registered users only Download (283kB) |
Abstract
Katarak merupakan penyebab utama terjadinya kebutaan di dunia, sesuai dengan data WHO tahun 2002 yaitu 17 juta (47,8%) dari 37 juta orang yang buta di seluruh dunia disebabkan oleh katarak. Sampai saat ini penanganan utama penderita katarak adalah dengan operasi, mulai operasi katarak teknik SICS yang melibatkan pemotongan pada konjungtiva dan sklera, hingga teknik fakoemulsifikasi dengan insisi transkornea. Kedua teknik tersebut mengakibatkan kerusakan pada bagian kornea, konjungtiva serta mengakibatkan penurunan kualitas dan kuantitas air mata sehingga memicu timbulnya sindroma mata kering. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh teknik operasi katarak terhadap terjadinya sindroma mata kering. Jenis penelitian observasional analitik dengan rancangan penelitian cross sectional dilakukan pada 70 orang pasien dengan riwayat satu minggu pasca operasi katarak dengan rincian 35 pasien dengan teknik operasi fakoemulsifikasi di Sultan Agung Eye Center (SEC) RS Islam Sultan Agung Semarang dan 35 pasien dengan teknik SICS di Balai Kesehatan Indera Masyarakat (BKIM) Semarang. Sampel yang memenuhi kriteria inklusi diperiksa sekresi air mata menggunakan Tes Schirmer 1 oleh peneliti. Seluruh data yang diperoleh akan dianalisa secara bivariat untuk melihat pengaruh antar variabel menggunakan uji chi-square. Hasil penelitian didapatkan masing-masing 100% kejadian sindroma mata kering baik pada teknik fakoemulsifikasi maupun teknik SICS. Rata-rata panjang strip schirmer pada teknik fakoemulsifikasi 1,60 ± 0,741 sedangkan pada teknik SICS 2,00 ± 1,31 dengan (p > 0,05) sehingga tidak menunjukkan perbedaan yang bermakna. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa teknik fakoemulsifikasi dan teknik SICS sama-sama berpengaruh terhadap terjadinya sindroma mata kering. Kata kunci : Teknik Operasi Katarak,Sindroma Mata Kering
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Subjects: | R Medicine > R Medicine (General) |
Divisions: | Fakultas Kedokteran Fakultas Kedokteran > Pendidikan Dokter dan Program Profesi Dokter |
Depositing User: | Pustakawan Reviewer UNISSULA |
Date Deposited: | 20 Sep 2016 07:05 |
Last Modified: | 20 Sep 2016 07:05 |
URI: | http://repository.unissula.ac.id/id/eprint/5199 |
Actions (login required)
View Item |