Makarim, Salsabila Lukman (2016) RISIKO ASTIGMATISMA PASCA OPERASI KATARAK ANTARA TEKNIK SICS DAN TEKNIK FAKOEMULSIFIKASI - Studi Observasional Analitik pada Pasien Katarak di Semarang Eye Centre Rumah Sakit Islam Sultan Agung dan BKIM Semarang. Undergraduate thesis, Fakultas Kedokteran UNISSULA.
|
Text
daftar isi_1.pdf Download (117kB) | Preview |
|
|
Text
cover_1.pdf Download (736kB) | Preview |
|
|
Text
abstrak_1.pdf Download (187kB) | Preview |
|
Text
bab I_1.pdf Restricted to Registered users only Download (95kB) |
||
Text
bab II_1.pdf Restricted to Registered users only Download (350kB) |
||
Text
bab IV_1.pdf Restricted to Registered users only Download (228kB) |
||
Text
bab III_1.pdf Restricted to Registered users only Download (348kB) |
||
Text
bab V_1.pdf Restricted to Registered users only Download (87kB) |
||
|
Text
daftar pustaka_1.pdf Download (308kB) | Preview |
Abstract
Katarak merupakan kekeruhan lensa mata yang dapat dikelola melalui pembedahan.Beberapa teknik bedah yang sekarang digunakan yaitu ekstraksi katarak intrakapsular (EKIK), ekstraksi katarak ekstrakapsular (EKEK), small incision cataract surgery (SICS) dan fakoemulsifikasi.Teknik bedah yang digunakan dapat berisiko menyebabkan astigmatisma. Tujuan penelitian ini mengetahui perbedaan risiko astigmatisma pasca operasi katarak pada teknik SICS dan fakoemulsifikasi. Jenis penelitian analitik observasional dengan rancangan case control.Sampel penelitian diperoleh secara simple random samplingmasing-masing sebanyak 21 orang dari pasien yang menjalani bedah katarak dengan teknik fakoemulsifikasi di Rumah Sakit Islam (RSI) Sultan Agung Semarang dan teknik SICS di Balai Kesehatan Indera Masyarakat (BKIM) Semarang. Pemeriksaan derajat astigmatisma dilakukan pada hari pertama, minggu pertama, dan duaserta empat minggu setelah operasi katarak.Derajat astigmatisma pasca operasi katarak diperoleh dari hasil pemeriksaan pin-hole dan kipas astigmatisma yang tercatat dalam rekam medis. Uji chi square digunakan sebagai alat analisis data. Hasil penelitian menunjukkan risiko astigmatisma pasca bedah katarak sebesar 28,6% terbagi atas 7,1% pada teknik fakoemulsifikasi dan 21,4% pada teknik SICS. Risiko kejadian astigmatisma pasca operasi katarak dengan teknik SICS4,5 kali lebih tinggi daripada risiko kejadian astigmatisma pada teknik fakoemulsifikasi (p=0,040). Kesimpulan: terdapat perbedaan risiko astigmatisma pasca operasi katarak antara teknik SICS danteknik fakoemulsifikasi. Kata kunci: Astigmatisma, Small Incision Cataract Surgery,Fakoemulsifikasi
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Subjects: | R Medicine > R Medicine (General) |
Divisions: | Fakultas Kedokteran Fakultas Kedokteran > Pendidikan Dokter dan Program Profesi Dokter |
Depositing User: | Pustakawan Reviewer UNISSULA |
Date Deposited: | 20 Sep 2016 06:58 |
Last Modified: | 20 Sep 2016 06:58 |
URI: | http://repository.unissula.ac.id/id/eprint/5152 |
Actions (login required)
View Item |