PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PEMBELI PADA JUAL BELI BAWAH TANGAN TERHADAP OBYEK YANG MASIH DALAM JAMINAN PERBANKAN (Studi Kasus Putusan Nomor 253/Pdt.G/2022/PN Smg)

Saputra, Andy Bharata Yudha Dwi (2023) PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PEMBELI PADA JUAL BELI BAWAH TANGAN TERHADAP OBYEK YANG MASIH DALAM JAMINAN PERBANKAN (Studi Kasus Putusan Nomor 253/Pdt.G/2022/PN Smg). Undergraduate thesis, Universitas Islam Sultan Agung Semarang.

[img] Text
Ilmu Hukum_30302000570_fullpdf.pdf

Download (1MB)
[img] Text
Ilmu Hukum_30302000570_pernyataan_publikasi.pdf
Restricted to Registered users only

Download (131kB)

Abstract

Dalam pelaksanaan kredit di bidang perbankan, kegiatan kredit itu diikat dengan perjanjian kredit sehingga timbul hubungan hukum dan kepastian hukum bagi para pihak yang mengikatkan diri kepada perjanjian kredit perbankan. Para pihak yang mengikatkan diri dimana bank sebagai pihak kreditur dan nasabah sebagai pihak debitur, memiliki hak dan kewajiban yang harus dilakukan. Debitur yang melakukan kredit kepada bank harus memenuhi prestasinya sesuai dengan yang diperjanjikan dan dalam tenggang waktu tertentu. Tujuan dari penelitian ini adalah Untuk mengetahui akibat hukum bagi para pihak dalam perbuatan wanprestasi oleh nasabah PT. Bank Tabungan Negara (BTN) dalam perjanjian kredit kepemilikan rumah di Pengadilan Negeri Semarang. Untuk mengetahui penyelesaian wanprestasi yang dilakukan oleh nasabah PT. Bank Tabungan Negara (BTN) dalam perjanjian kredit kepemilikan rumah di Pengadilan Negeri Semarang. Metode penelitian dengan pendekatan normatif, spesifikasi penelitian deskriptif analitis. Sumber data menggunakan data sekunder. Metode Pengumpulan Data menggunakan studi dokumen. Analisis Data menggunakan analitis-kualitatif. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa Akibat Hukum Bagi Pembeli Pada Jual Beli Bawah Tangan Terhadap Obyek Yang Masih Dalam Jaminan Perbankan di Pengadilan Negeri Semarang adalah perjanjian jual beli bawah tangan tetap sah. Perjanjian jual beli yang dilakukan dengan akta perjanjian jual beli dibawah tangan ini memiliki kekuatan hukum yang sama dengan akta otentik dan mempunyai perlindungan hukum, namun perjanjian jual beli yang dilakukan dengan akta perjanjian jual beli di bawah tangan sangat riskan dengan timbulnya faktor-faktor kendala dalam pelaksanaan perjanjian jual beli di bawah tangan tersebut, seperti misalnya pada kasus dalam penelitian ini sulitnya bagi pihak penggugat atau pihak yang dirugikan untuk proses balik nama terhadap sertifikat rumah dan tanah yang sudah dilunasinya kepada pihak ketiga atau debitur, namun sertifikat tersebut masih ditahan oleh pihak turut tergugat atau Bank, karena Bank hanya mau memberikan sertifikat tersebut kepada debitur pertama, sehingga hal ini sangat merugikan penggugat atau pihak ketiga karena penggugat sudah melaksanakan tanggungjawabnya semua yaitu melunasi pembayaran jual beli dengan debitur walaupun perjanjian tersebut dilakukan dengan akta perjanjian jual beli di bawah tangan. Perlindungan Hukum Terhadap Pembeli Pada Jual Beli Bawah Tangan Terhadap Obyek Yang Masih Dalam Jaminan Perbankan Di Pengadilan Negeri Semarang dapat dilindungi secara preventif dan represif. Secara preventif yaitu melalui pembuatan Undang-Undang yang melarang adanya perjanjian di bawah tangan karena lemahnya perjanjian tersebut sebagai alat bukti di pengadilan. Perlindungan hukum represif dapat dilakukan dengan mengajukan gugatan ke Pengadilan Negeri. Kata Kunci : Perlindungan Hukum, Jual Beli, Jaminan, Perbankan

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Subjects: K Law > K Law (General)
Divisions: Fakultas Hukum
Fakultas Hukum > Ilmu Hukum
Depositing User: Pustakawan 5 UNISSULA
Date Deposited: 18 Jan 2024 06:38
Last Modified: 18 Jan 2024 06:38
URI: http://repository.unissula.ac.id/id/eprint/33226

Actions (login required)

View Item View Item