PENGARUH SUHU RUANGAN TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA SAYAT Studi Eksperimental pada Tikus Galur Wistar dengan berbagai Variasi Suhu di Laboratorium Fakultas Kedokteran UNISSULA

ANGGRAINI, PUTRI DIAN PUSPA (2023) PENGARUH SUHU RUANGAN TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA SAYAT Studi Eksperimental pada Tikus Galur Wistar dengan berbagai Variasi Suhu di Laboratorium Fakultas Kedokteran UNISSULA. Undergraduate thesis, Universitas Islam Sultan Agung Semarang.

[img] Text
Kedokteran Umum_30101900154_fullpdf.pdf

Download (2MB)
[img] Text
Kedokteran Umum_30101900154_pernyataan_publikasi.pdf
Restricted to Registered users only

Download (55kB)

Abstract

Proses penyembuhan luka akan dipengaruhi oleh berbagai factor, diantaranya adalah suhu lingkungan. Perubahan suhu di luar tubuh akan mempengaruhi suhu di dalam tubuh sebagai respon fisiologis tubuh yang mana hal ini juga akan berdampak pada kinerja sel-sel di dalam tubuh termasuk proses penyembuhan luka utamanya pada tahap proliferasi. Pengaturan suhu lingkungan yang terkendali, berperan signifikan dalam mengoptimalkan penyembuhan luka, sehingga penyembuhan luka terjadi lebih cepat. Studi ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengevaluasi dampak kondisi lingkungan mikro terhadap proses penyembuhan luka pada tikus galur Wistar secara visual. Tujuan penelitian ini mengetahu dampak temperatur terhadap proses penyembuhan luka pada tikus jantan dengan jenis galur Wistar. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan desain kontrol kelompok tunggal setelah uji post-test. Pada studi ini, memanfaatkan 27 tikus Galur Wistar sebagai subjek percobaan, yang kemudian secara acak mengelompokkan menjadi tiga kelompok, yaitu suhu ruang (SR), suhu hangat (SH), dan suhu sejuk (SS). Tikus dipersiapkan dengan cara dicukur, didisinfeksi, dianestesi, dan disayat sepanjang 1 cm. Setiap tikus dilakukan pengukuran penyembuhan luka sayatan setiap harinya sampai hari ke-14. Hasil pengukuran dilakukan analisis dan pencatatan. Dalam tahap berikutnya, dilakukan analisis statistik menggunakan uji One-Way ANOVA dan dilanjutkan dengan uji post hoc menggunakan metode LSD. Rerata penyembuhan luka sayatan didapatkan hasil tertinggi adalah SH (0,077±0,05 cm), diikuti dengan SR (0,056±0,06 cm), dan SS (0,057 ± 0,02 cm). Hasil pengujian one-way anova 0,049 (p<0,05) dan mengemukakan bahwa terdapat perbedaan yang signifakan pada kelompok suhu sejuk, suhu ruang dan suhu hangat. Hasil akhir dari penelitian ini, variasi suhu ruangan berpengaruh secara bermakna terhadap kesembuhan luka sayat. Kata kunci: Suhu, penyembuhan luka, kulit

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Subjects: R Medicine > R Medicine (General)
Divisions: Fakultas Kedokteran
Fakultas Kedokteran > Pendidikan Dokter dan Program Profesi Dokter
Depositing User: Pustakawan 5 UNISSULA
Date Deposited: 15 Jan 2024 07:05
Last Modified: 15 Jan 2024 07:05
URI: http://repository.unissula.ac.id/id/eprint/32997

Actions (login required)

View Item View Item