Nisa’, Firda Lathifatun (2012) Analisis Framing Pemberitaan Kasus Dugaan Korupsi Alat Simulasi Surat Izin Mengemudi (SIM) Di Korlantas Polri Pada Harian Kompas Dan Jawa Pos. Undergraduate thesis, Fakultas Ilmu Komunikasi Unissula.
|
Text
cover_1.pdf Download (43kB) | Preview |
|
|
Text
abstrak_1.pdf Download (49kB) | Preview |
|
|
Text
daftar isi_1.pdf Download (51kB) | Preview |
|
|
Text
daftar pustaka_1.pdf Download (66kB) | Preview |
Abstract
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menetapkan Gubernur Akademi Kepolisian (AKPOL) sebagai tersangka pada kasus dugaan korupsi pengadaan alat simulasi Surat Ijin Mengemudi (SIM). Dalam proses penyidikannya, terjadi “perebutan” diantara KPK dan POLRI. Masing-masing lembaga penegak hukum tersebut tetap berkeinginan menyidik kasus ini, dengan alasan pemberantasan korupsi di Indonesia. Pro dan Kontra muncul di berbagai media dari beragam kalangan. Berita, informasi yang dibungkus oleh pengalaman dan pernyataan dari berbagai sumber yang dirangkum dalam suatu tulisan. Berita bukanlah informasi yang sebenarnya. Konstruksi berita terjadi dalam pembuatannya. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pembingkaian (framing) pemberitaan dugaan kasus korupsi alat simulasi di korps lalu lintas di harian Kompas dan Jawa Pos pada bulan Agustus 2012. Analisis yang digunakan adalah Analisis Framing. Konsep ini dirintis oleh Zhondang Pan dan Gerald Kosicki. Analisis ditinjau dari empat unsure, yaitu (1) Sintaksis, (2) Skrip, (3) Tematik, dan (4) Retoris. Analisis dilakukan juga juga dengan membedakan berita sesuai dengan tema yang diungkapkan oleh masing-masing harian. Hasil penelitian ini adalah pembagian tiga tema, yaitu (1) lembaga penegak hukum yang lebih berhak menyidik, (2) proses penyidikan, dan (3) Rekomendasi penyelesaian. Dengan mengelompokkan pada tiga tema tersebut terlihatlah konstruksi pada harian Kompas dan Jawa Pos. Kompas memberikan dukungan kuat terhadap langkah yang diambil KPK berdasarkan Undang Undang Kewenangan KPK. Selain itu, ditonjolkan juga kinerja KPK yang professional dipaparkan oleh Kompas. Kompas berpendapat bahwa seharusnya kasus ini diserahkan sepenuhnya kepada KPK. Sedangkan Jawa Pos lebih banyak mengetengahkan peran Polri dari KPK dalam menyelesaikan masalah ini. Selain itu, juga lebih banyak memaparkan mengenai keseriusan Polri dalam melakukan proses penyidikan. Bahkan, Jawa Pos menganggap apa yang dilakukan Polri telah termaafkan karena hal ini terjadi karena belum adanya reformasi besar-besaran di tubuh Polri. Jawa Pos lebih berpihak kepada Polri sekalipun tetap mengakui dan menghargai peranan KPK dalam penanganan kasus korupsi. Kedua harian tersebut sepakat bahwa presidenlah yang menjadi subyek yang paling berwenang untuk menyelesaikan masalah ini. Kata kunci : Framing, Korupsi, Kasus Alat Simulasi SIM
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Subjects: | H Social Sciences > HE Transportation and Communications |
Divisions: | Fakultas Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi > Ilmu Komunikasi |
Depositing User: | Users 727 not found. |
Date Deposited: | 25 Feb 2016 02:04 |
Last Modified: | 25 Feb 2016 02:04 |
URI: | http://repository.unissula.ac.id/id/eprint/3223 |
Actions (login required)
View Item |