KARSENO, IMAM (2023) KEDUDUKAN AKTA HIBAH BAGI ANAK ANGKAT SEBAGAI KEKUATAN YURIDIS PEMBERIAN HARTA ORANG TUA ANGKAT KEPADA ANAK ANGKAT. Masters thesis, Universitas Islam Sultan Agung Semarang.
Text
pernyataan_publikasi.pdf Restricted to Registered users only Download (134kB) |
|
Text
21302100036_fullpdf.pdf Download (1MB) |
Abstract
Pengangkatan anak menurut Kompilasi Hukum Islam adalah merupakan manifestasi keimanan yang membawa misi kemanusiaan yang terwujud dalam bentuk memelihara orang lain sebagai anak dan bersifat pengasuhan anak dengan memelihara dalam pertumbuhan dan perkembangannya dengan mencukupi segala kebutuhannya. Hibah adalah salah satu cara yang dapat dilakukan oleh orang tua angkat kepada anak angkat sebagai wujud kasih sayang yang telah terjalin diantara keduanya. Karena Islam secara jelas menegaskan bahwa hubungan antara orang tua angkat dengan anak angkatnya tidak menyebabkan keduanya mempunyai hubungan waris mewaris, dengan demikian seorang anak angkat tidak mewarisi harta orang tua angkatnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kedudukan akta hibah yang dibuat oleh Notaris yang berisi pemberian hibah harta orang tua angkat kepada anak angkatnya dalam konsepsi kepastian hukum, dan Untuk mengetahui akibat hukum bagi akta hibah dalam kepemilikan harta yang dihibahkan dari orang tua angkat kepada anak angkatnya apabila dikelak kemudian hari dipermasalahkan secara hukum oleh ahli waris lainnya. Metode pendekatan yang digunakan yuridis sosiologis. Data yang diperlukan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder yang terdiri bahan hukum primer, bahan hukum sekunder dan bahan hukum tersier. Data yang diperoleh kemudian dianalisa secara kualitatif. Hasil penelitian ini menyebutkan bahwa kedudukan akta hibah yang dibuat oleh Notaris untuk anak angkat secara normatif bahwa Akta Hibah Nomor 19/2008 tertanggal 28 april 2008 yang dibuat dihadapan Notaris Jhonni M Sianturi, SH sah dan mempunyai kekuatan hukum, karena telah memenuhi syarat dalam perjanjian hibah baik secara formil maupun materiil. Akibat hukum bagi akta hibah yang dihibahkan dari orang tua angkat kepada anak angkatnya, bahwa daya bukti sempurna dari akta otentik (hibah) terhadap kedua belah pihak dimaksudkan jika timbul suatu sengketa dimuka hakim mengenai suatu hal dan salah satu pihak mengajukan akta otentik, maka apa yang disebutkan di dalam akta itu sudah dianggap terbukti dengan sempurna. Jika pihak lawan menyangkal kebenaran isi akta otentik itu, maka ia wajib membuktikan bahwa isi akta itu adalah tidak benar. Kata kunci: Kedudukan Akta Hibah, Notaris, Anak Angkat
Item Type: | Thesis (Masters) |
---|---|
Subjects: | K Law > K Law (General) |
Divisions: | Pascasarjana Pascasarjana > Magister Kenotariatan |
Depositing User: | Pustakawan Reviewer UNISSULA |
Date Deposited: | 23 Aug 2023 07:14 |
Last Modified: | 23 Aug 2023 07:14 |
URI: | http://repository.unissula.ac.id/id/eprint/30743 |
Actions (login required)
View Item |