Wirandani, Khusnita (2022) ANALISIS YURIDIS PUTUSAN MAJELIS HAKIM TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA PEMERKOSAAN PEREMPUAN PENYANDANG DISABILITAS TUNAGRAHITA (Studi Kasus Putusan No. 138 /Pid.B/ 2021/ PN.JPA). Undergraduate thesis, Universitas Islam Sultan Agung Semarang.
Text
30301900186_fullpdf.pdf Download (1MB) |
|
Text
publikasi.pdf Restricted to Registered users only Download (59kB) |
Abstract
Kekerasan seksual terhadap perempuan penyandang disabilitas tunagrahita di Indonesia masih menjadi isu hak asasi manusia yang mengkhawatirkan. Secara intense, eksistensinya bisa saja masih terus merambat apabila tidak langsung ditangani dengan kompeten. Upaya utamanya dari segi yuridis menjadi salah satu kebutuhan primer yang bertujuan untuk memutus mata rantai kekerasan seksual terhadap perempuan penyandang disabilitas tunagrahita. Tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui penerapan pidana (sanksi) terhadap pelaku tindak pidana pemerkosaan terhadap perempuan penyandang disabilitas tunagrahita (Studi Kasus Putusan Nomor 138/Pid.B/2021/PN.JPA), 2. Untuk mengetahui hambatan yang dihadapi Majelis Hakim dalam memberikan putusan dan langkah penyelesaiannya. Penelitian ini menggunakan metode yuridis empiris, Pendekatan yuridis dilakukan terhadap aturan perundang-undangan yang berkaitan dengan tindak pidana pemerkosaan terhadap perempuan penyandang disabilitas dan ketentuan hukumnya. Sedangkan pendekatan empiris ditujukan terhadap praktik pemidanaan terhadap pelaku tindak pidana pemerkosaan pada perempuan penyandang disabilitas tunagrahita serta kendala yang dihadapi hakim dalam menjatuhkan putusan terhadap pelaku dan bagaimana langkah penyelesaiannya. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa : Penegakan hukum dan putusan hakim terhadap pelaku dalam perkara Nomor 138/Pid.B/2021/PN.JPA telah sesuai dengan sebagaimana diatur dalam pasal 285 KUHPidana yang mana pelaku dipidana selama 12 tahun penjara. Hambatan yang dihadapi hakim selama persidangan, antara lain : a) saksi korban susah menangkap dan menjawab pertanyaan karena menyandang disabilitas, b) hakim dalam memeriksa keterangan saksi korban harus bertanya berulang-ulang kali agar korban paham, c) ketika proses persidangan, signal ketika terdakwa memberikan keterangan kurang mendukung. langkah penyelesaian adalah saksi korban harus didampingi oleh Ibunya supaya korban merasa lebih tenang dan membicarakan keterangaannya. Kata Kunci : Putusan Majelis Hakim, Pemerkosaan, Penyandang Disabilitas
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Subjects: | K Law > K Law (General) |
Divisions: | Fakultas Hukum Fakultas Hukum > Ilmu Hukum |
Depositing User: | Pustakawan 1 UNISSULA |
Date Deposited: | 06 Jan 2023 06:28 |
Last Modified: | 06 Jan 2023 06:28 |
URI: | http://repository.unissula.ac.id/id/eprint/25899 |
Actions (login required)
View Item |