REKONSTRUKSI PELAKSANAAN DAM HAJI TAMATTU’ BAGI JAMAAH HAJI INDONESIA BERBASIS KEMASLAHATAN UMAT

Mutho’am, Mutho’am (2021) REKONSTRUKSI PELAKSANAAN DAM HAJI TAMATTU’ BAGI JAMAAH HAJI INDONESIA BERBASIS KEMASLAHATAN UMAT. Doctoral thesis, Universitas Islam Sultan Agung Semarang.

[img] Text
10302000111_fullpdf.pdf

Download (4MB)
[img] Text
publikasi.pdf
Restricted to Registered users only

Download (9MB)

Abstract

Dam atau denda berarti mengalirkan darah dengan menyembelih binatang qurban yang secara opsional boleh memilih satu di antara unta, sapi, kambing atau domba, yang dilakukan pada saat ibadah haji. Pada praktiknya dam terdapat beberapa model, salah satu di antaranya adalah dam haji tamattu’, yakni dam yang yang terjadi karena Jama’ah haji menjalankan Umrah bersamaan dengan haji dalam satu waktu. Dam ini banyak dilakukan oleh jama’ah haji Indonesia, namun dalam pelaksaannya, dam ini terjadi banyak problem dan kesenjangan antara das sollen dengan das sein. Dari latar belakang tersebut penulis tertarik untuk meneliti tentang Rekonstruksi Pelaksanaan Dam Haji Tamttu’ Bagi Jama’ah Haji Indonesia Berbasis Kemaslahatan Umat, dengan memfokuskan pada rumusan masalah yang dikaji: pertama, mengapa Pelaksanaan Dam Haji Tamatu’ bagi jamaah Haji Indonesia saat ini belum bermaslahat bagi umat Islam Indonesia? Kedua, Bagaimana Kelemahan-kelemahan pelaksanaan Dam Haji Tamatu’? ketiga, Bagaimana Konstruksi Ideal Pelaksanaan Dam Haji Tamatu’ Bagi Jamaah Haji Indonesia Untuk Kemaslahatan Umat Indonesia? Dari rumusan masalah tersebut, jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan metode pendekatan Yuridis Sosiologis, sementara teori yang digunakan adalah maqāṣid syarī’ah, hukum progresif, serta maṣlaḥah. Penelitian ini beberapa temuan: pertama, pemilihan ibadah haji dengan model tamattu’ dalam pandangan jama’ah haji Indonesia lebih utama dengan merujuk kepada pemahaman ulama fikih, khususnya fikih Syāfi’īyah, di samping karena Indonesia merupakan salah satu tempat yang mendapatkan keringanan karena (fasilitas) model haji tamattu’ hanya bisa dilakukan oleh jama’ah haji di luar daerah mīqāt atau tidak tinggal di Tanah Haram. Demikian pula karena prosesi ibadah haji menguras banyak energi, sementara jama’ah haji Indonesia rata-rata berusia di atas 50 tahun dikhawatirkan terjadi masyaqqah (kesusahan). Kedua, dalam pelaksanaannya dam haji tamattu’ ditemukan kelemahan-kelemahan yang belum dapat di tangani menyangkut menejemen yang dikelola secara sistemik, banyak daging dam yang terbuang secara percuma, tidak terdistribusikan sesuai sasaran. Pemerintah Saudi maupun Indonesia masih mengunakan pola pandang bahwa dam haji tamattu’ adalah urusan personal jama’ah haji, jadi responnya masih setengah hati, belum serius. Ketiga, rekonstruksi praktik dam haji tamattu’ dengan melakukan ijtihād fī tatbīq an-naṣṣ atau dikenal dengan taḥqīq al-manāṭ untuk membentuk konstruksi ideal pelaksanaan dam haji tamattu’ yang berbasis kemaslahatan umat sebagai tujuan pokok maqāṣid syarī’ah. Untuk itu penulis memposisikan pada aspek fikhiyyah secara moderat, (penyembelihan di Tanah Haram, distribusinya boleh di luar) dan merekomendasikan: (a) perlunya pengaturan pembayaran dam yang terintegrasi bagi jama’ah Haji Indonesia; (b) pemerintah membentuk badan khusus untuk menganani permasalahan dam, dan bekerjasama dengan lembaga lain, baik dalam atau luar negeri; (c) pendistribusian daging hewan dam boleh membagikan kepada fakir miskin di Indonesia, namun perlu komitmen dan kerjasama yang baik antara pemerintah sebagai fasilitator dengan pihak terkait. Kata kunci : Rekonstruksi, dam haji tamattu’, maqāṣid syarī’ah.

Item Type: Thesis (Doctoral)
Subjects: K Law > K Law (General)
Divisions: Pascasarjana
Pascasarjana > Program Doktor Ilmu Hukum
Depositing User: Pustakawan 1 UNISSULA
Date Deposited: 27 Jul 2022 01:48
Last Modified: 27 Jul 2022 01:48
URI: http://repository.unissula.ac.id/id/eprint/25025

Actions (login required)

View Item View Item