EFEK EKSTRAK KOMBINASI TERHADAP HISTOPATOLOGI GINJAL PADA UJI TOKSISITAS SUBKRONIS ( Studi Eksperimental Ekstrak Kombinasi Daun Katuk dan Kelor )

Nasafly, Fadithya Rizki (2021) EFEK EKSTRAK KOMBINASI TERHADAP HISTOPATOLOGI GINJAL PADA UJI TOKSISITAS SUBKRONIS ( Studi Eksperimental Ekstrak Kombinasi Daun Katuk dan Kelor ). Undergraduate thesis, Universitas Islam Sultan Agung.

[img] Text
cover.pdf

Download (1MB)
[img] Text
abstrak.pdf

Download (449kB)
[img] Text
daftar isi.pdf

Download (453kB)
[img] Text
daftar pustaka.pdf

Download (671kB)
[img] Text
bab 1.pdf

Download (555kB)
[img] Text
publikasi.pdf
Restricted to Registered users only

Download (922kB)
[img] Text
lampiran.pdf

Download (3MB)
[img] Text
bab 2.pdf
Restricted to Registered users only

Download (1MB)
[img] Text
bab 3.pdf
Restricted to Registered users only

Download (783kB)
[img] Text
bab 5.pdf
Restricted to Registered users only

Download (549kB)
[img] Text
bab 4.pdf
Restricted to Registered users only

Download (1MB)

Abstract

Daun katuk dan kelor memiliki efek antianemia yang dapat digunakan sebagai obat herbal terstandar yang harus melalui stradarisasi farmasitikal dengan uji toksisitas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek kombinasi ekstrak daun katuk dan daun kelor terhadap gambaran histopatologi ginjal tikus galur wistar uji toksisitas subkronis. Pada penelitian ini dilakukan penelitian eksperimental post test only control group design. Subjek uji yang digunakan sebanyak 72 ekor tikus galur wistar dibagi secara acak kedalam enam kelompok dengan jumlah tikus masing-masing kelompok sebanyak 6 tikus jantan dan 6 tikus betina. KI diberikan diet standar selama 28 hari, KII, KIII, dan KIV diberikan ekstrak kombinasi masing-masing sebesar 75mg/ekor daun katuk dan 20mg/ekor daun kelor, 150mg/ekor daun katuk dan 40mg/ekor daun kelor, dan 300mg/ekor daun katuk dan 80mg/ekor daun kelor selama 28 hari. KV diberikan ekstrak kombinasi diet standar selama 28 hari dengan penambahan 14 hari tanpa perlakuan. KVI diberikan ekstrak kombinasi sebanyak 300mg/ekor daun katuk dan 80mg/ekor daun kelor selama 28 hari dengan penambahan 14 hari tanpa perlakuan. Pengambilan jaringan ginjal KI sampai KIV pada hari ke-28 sedangkan KV dan KVI pada hari ke-42 kemudian dibuat sedian preparat histopatologi. Pengamatan histopatologi ginjal berupa persentase kerusakan sel tubulus ginjal menggunakan Metode skoring Miyaji. Rerata persentase kerusakan tubulus proksimal tikus jantan KI, KII, KIII, KIV, KV dan KVI masing-masing 4,04±4,65%;11,9±8,34%;6,2±4,16%; 18,5±21,23%;4,53±10,71%;22,07±22,28% dan tikus betina 8,6±5,20%;17,4±6,60%;15,9±14,28%;13,8±8,48%;1,4±0,73%;31,6±10,80%. Hasil Uji Kruskal Wallis kelompok analisis efek tikus jantan p=0,154(p>0,05) dan betina p=0,330(p>0,05) keduanya menunjukkan hasil yang tidak signifikan. Uji Kruskal Wallis kelompok analisis reversibilitas menujukkan hasil tidak signifikan pada tikus jantan p=0,016(p>0,05) dan signifikan pada tikus betina p=0,003(p>0,05). Uji Post Hoc Mann-Whitney tikus betina kelompok analisis reversibilitas didapatkan perbedaan bermakna antara KI dengan KV dan KV dengan KVI. Kesimpulan dari penelitian ini adalah ektrak kombinasi daun katuk dan kelor tidak berpengaruh terhadap tingkat kerusakan sel tubulus ginjal uji toksisitas subkronis. Kata kunci: Kombinasi ekstrak daun katuk dan kelor, gambaran histopatologi ginjal, uji toksisitas subkronis.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Subjects: R Medicine > R Medicine (General)
Divisions: Fakultas Kedokteran
Fakultas Kedokteran > Pendidikan Dokter dan Program Profesi Dokter
Depositing User: Pustakawan Reviewer UNISSULA
Date Deposited: 23 Dec 2021 03:15
Last Modified: 23 Dec 2021 03:15
URI: http://repository.unissula.ac.id/id/eprint/21394

Actions (login required)

View Item View Item