EFEKTIFITAS TEKNIK PENJAHITAN CONTINUOUS TERHADAP PENINGKATAN Jumlah Fibroblas dan Kepadatan Kolagen PADA PENYEMBUHAN PERFORASI DUODENUM SECARA MIKROSKOPIS Studi Eksperimental pada Tikus Wistar Jantan dengan Penjahitan Perforasi Duodenum

Wijaya, Kiki Bangun (2021) EFEKTIFITAS TEKNIK PENJAHITAN CONTINUOUS TERHADAP PENINGKATAN Jumlah Fibroblas dan Kepadatan Kolagen PADA PENYEMBUHAN PERFORASI DUODENUM SECARA MIKROSKOPIS Studi Eksperimental pada Tikus Wistar Jantan dengan Penjahitan Perforasi Duodenum. Undergraduate thesis, Universitas Islam Sultan Agung.

[img] Text
cover.pdf

Download (648kB)
[img] Text
abstrak.pdf

Download (276kB)
[img] Text
daftar isi.pdf

Download (300kB)
[img] Text
daftar pustaka.pdf

Download (414kB)
[img] Text
lampiran.pdf

Download (2MB)
[img] Text
bab 1.pdf

Download (289kB)
[img] Text
publikasi.pdf
Restricted to Registered users only

Download (347kB)
[img] Text
bab 2.pdf
Restricted to Registered users only

Download (1MB)
[img] Text
bab 3.pdf
Restricted to Registered users only

Download (477kB)
[img] Text
bab 4.pdf
Restricted to Registered users only

Download (405kB)
[img] Text
bab 5.pdf
Restricted to Registered users only

Download (277kB)

Abstract

Perforasi duodenum merupakan kerusakan dinding duodenum sehingga menyebabkan cairan keluar kedalam rongga peritoneum. Metode penanganan perforasi duodenum yang utama digunakan adalah dengan pembedahan sederhana atau simple repair dengan penjahitan, umumnya para dokter menggunakan teknik penjahitan continuous dan teknik penjahitan interrupted. Belum ada data spesifik tentang efektifitas teknik penjahitan continuous terhadap penyembuhan perforasi duodenum secara mikroskopis (jumlah fibroblas dan kepadatan kolagen). Penelitian eksperimental post-test control group design ini menggunakan 18 ekor tikus wistar jantan. kelompok perlakuan terdiri dari 6 ekor tikus yang dilakukan perforasi duodenum dan ditutup dengan penjahitan continuous. kelompok kontrol terdiri dari 6 ekor tikus yang dilakukan perforasi duodenum dan ditutup dengan penjahitan interrupted. kelompok sham terdiri dari 6 ekor tikus. Penelitian dilaksanakan selama 7 hari adaptasi dan 7 hari perlakuan. Pada hari ke 7 perlakuan dilakukan terminasi dan pengambilan organ duodenum untuk dijadikan preparat histopatologi. Pengamatan histopatologi menggunakan mikroskop dengan perbesaran 400x. Hasil rerata jumlah fibroblas kelompok perlakuan adalah 22,47 ± 1,09 dan kelompok kontrol adalah 18,67 ± 0,84. Hasil rerata persentase kepadatan kolagen kelompok perlakuan adalah 82,00% ± 1,67 dan kelompok kontrol adalah 45,00% ± 1,27. Analisis data didapatkan data terdistribusi normal dan homogen, selanjutnya dilakukan uji T tidak berpasangan menunjukkan hasil perbedaan yang bermakna antar kelompok dengan hasil 0,000 (p<0,005). Maka dapat disimpulkan bahwa teknik penjahitan continuous lebih efektif dibanding teknik penjahitan interrupted pada penyembuhan perforasi duodenum secara mikroskopis (jumlah fibroblas dan kepadatan kolagen). Kata kunci: perforasi duodenum, penjahitan continuous, penjahitan interrupted, jumlah fibroblas dan kepadatan kolagen.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Subjects: R Medicine > R Medicine (General)
Divisions: Fakultas Kedokteran
Fakultas Kedokteran > Pendidikan Dokter dan Program Profesi Dokter
Depositing User: Pustakawan Reviewer UNISSULA
Date Deposited: 22 Dec 2021 03:27
Last Modified: 22 Dec 2021 03:27
URI: http://repository.unissula.ac.id/id/eprint/21311

Actions (login required)

View Item View Item