Aladdin, Agil (2019) PERBANDINGAN ANTARA KEDUDUKAN ANAK ANGKAT DALAM HUKUM WARIS ISLAM BERDASARKAN KOMPILASI HUKUM ISLAM (KHI) DENGAN KITAB UNDANG UNDANG HUKUM PERDATA (KUHPerdata). Masters thesis, Universitas Islam Sultan Agung.
Text
cover.pdf Download (1MB) |
|
Text
abstrak.pdf Download (171kB) |
|
Text
daftar isi.pdf Download (104kB) |
|
Text
publikasi.pdf Download (724kB) |
|
Text
bab I.pdf Download (305kB) |
|
Text
bab II.pdf Restricted to Registered users only Download (605kB) |
|
Text
bab III.pdf Restricted to Registered users only Download (368kB) |
|
Text
bab IV.pdf Restricted to Registered users only Download (109kB) |
|
Text
daftar pustaka.pdf Download (196kB) |
Abstract
Dalam sebuah perkawinan suami istri diharapkan dapat mempunyai keturunan yang baik dan diharapkan dapat meneruskan cita-cita orang tuanya. Suatu perkawinan dapat dikatakan belum sempurna bila suami istri belum dikaruniai anak, karena mempunyai kedudukan penting dan merupakan salah satu tujuan dari sebuah perkawinan. Suatu keluarga baru dikatakan lengkap apabila terdiri dari seorang ayah, ibu, dan anak. Pelaksanaan pengangkatan anak pada umumnya terjadi apabila pasangan suami istri belum atau tidak mempunyai anak, keinginan untuk mempunyai anak merupakan naluri dari manusia itu sendiri, akan tetapi karena karena kehendak Tuhan, keinginan mempunyai anak tidak tercapai. Untuk mengatasi hal tersebut yaitu keinginan untuk mempunyai anak adalah melaksakan pengangkatan anak atau adopsi. Hukum perdata di Indonesia masih bersifat pluralisme karena sampai saat inimasih berlaku hukum adat, hukum islam dan hukum barat. Berdasarkan latar belakang masalah diatas, penulis tertarik untuk membandingkan KUH Perdata (BW) dan KHI dalam hal warisan terhadap status anak angkat dalam sebuah keluarga dengan judul Perbandingan Kedudukan Antara Anak Angkat Dalam Hukum Waris Islam Berdasarkan Kompilasi Hukum Islam (KHI) Dengan Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHP), dan berdasarkan hal itu ditemukan permasalahan yaitu a. Bagaimana kedudukan anak angkat dalam hukum waris Islam berdasarkan Kompilasi Hukum Islam dengan Kitab UndangUndang Hukum Perdata; b. Bagaimana Persamaan dan Perbedaan kedudukan anak angkat dalam hukum waris berdasarkan Kompilasi Hukum Islam dengan Kitab Undang-Undang Hukum Perdata; Metode penelitian ini menggunakan penelitian yuridis normatif dengan pendekatan perbandingan (comparatife). Penelitian yuridis normatif adalah metode penelitian yang mengacu pada norma-norma hukum yang terdapat dalam peraturan perundang-undangan serta pendekatan yang dilakukan berdasarkan bahan hukum utama dengan cara menelaah teori-teori, konsep-konsep, asas-asas hukum serta peraturan perundang-undangan yang berhubungan dengan penelitian ini. Hasil penelitian diperoleh simpulan Kompilasi Hukum Islam dalam hal kewarisan, anak angkat tidak terputus nasabnya dengan orang tua kandungnya, yang beralih hanya tanggung jawab dari orang tua kandung kepada orang tua angkat. Anak angkat tidak menjadi ahli waris dari orang tua angkatnya.Dalam Staatsblad Nomor 129 Tahun 1917. Pada Pasal 5 sampai dengan Pasal 15. Kedudukan anak angkat terdapat pada Pasal 12 menyamakan seorang anak dengan anak yang sah dari perkawinan orang yang mengangkat. Menurut KUH Perdata bagi anak angkat sama dengan bagi anak kandung. Sedangkan di dalam KHI anak angkat mendapatkan sebanyak-banyaknya 1/3 bagian dari harta waris yang ditinggalkan oleh orang tua angkatnya (Pasal 209 KHI) terkecuali telah mendapakan persetujuan dari seluruh ahli warisnya. Kata Kunci : Warisan, Anak Angkat, Wasiat
Item Type: | Thesis (Masters) |
---|---|
Subjects: | K Law > K Law (General) |
Divisions: | Fakultas Hukum Pascasarjana > Magister Kenotariatan |
Depositing User: | Pustakawan 3 UNISSULA |
Date Deposited: | 27 Feb 2020 04:54 |
Last Modified: | 27 Feb 2020 04:54 |
URI: | http://repository.unissula.ac.id/id/eprint/16542 |
Actions (login required)
View Item |