AKIBAT HUKUM PENOLAKAN PENANDATANGANAN BERITA ACARA PEMERIKSAAN (BAP) PERKARA OLEH TERSANGKA KASUS KORUPSI PADA TINGKAT PENYIDIKAN

Sya’bani, Ilham Akbar (2019) AKIBAT HUKUM PENOLAKAN PENANDATANGANAN BERITA ACARA PEMERIKSAAN (BAP) PERKARA OLEH TERSANGKA KASUS KORUPSI PADA TINGKAT PENYIDIKAN. Undergraduate thesis, Universitas Islam Sultan Agung.

[img] Text
Cover.pdf

Download (1MB)
[img] Text
Abstrak.pdf

Download (91kB)
[img] Text
Publikasi.pdf

Download (402kB)
[img] Text
Daftar Isi.pdf

Download (188kB)
[img] Text
Daftar Pustaka.pdf

Download (295kB)
[img] Text
Lampiran.pdf

Download (337kB)
[img] Text
Bab I.pdf

Download (434kB)
[img] Text
Bab II.pdf
Restricted to Registered users only

Download (609kB)
[img] Text
Bab III.pdf
Restricted to Registered users only

Download (364kB)
[img] Text
Bab IV.pdf
Restricted to Registered users only

Download (88kB)

Abstract

Akibat Hukum Penolakan Penandatanganan Berita Acara Pemeriksaan (BAP) oleh Tersangka Kasus Korupsi pada tingkat Penyidikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimanakah kedudukan hukum tanda tangan tersangka dalam berita acara pemeriksaan perkara dalam kasus korupsi pada tingkat penyidikan, bagaimana upaya penyidik dalam menghadapi tersangka yang menolak menandatangani berita acara pemeriksaan perkara dalam kasus korupsi pada tingkat penyidikan dan bagaimana akibat hukum bagi tersangka yang menolak menandatangani berita acara pemeriksaan perkara dalam kasus korupsi pada tingkat penyidikan. Penelitian ini menggunakan metode yuridis sosiologis, dengan teknik pengumpulan data yaitu data primer yang diperoleh dari wawancara yang dilakukan penulis dengan penyidik Unit III Tipikor Polrestabes Semarang. Dan data sekunder diperoleh dari literatur dan peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan objek penelitian. Pengumpulan data primer dilakukan dengan wawancara langsung dengan penyidik. Pengumpulan data sekunder dilakukan dengan studi kepustakaan. Teknik analisis data dilakukan dengan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedudukan hukum tanda tangan tersangka dalam berita acara pemeriksaan perkara dalam kasus korupsi pada tingkat penyidikan tidaklah wajib, namun tanda tangan itu sifatnya melegalisasi semua hal yang bersifat dokumenter, dalam pencatatan berita acara pemeriksaan. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa upaya penyidik dalam menghadapi tersangka yang menolak menandatangani berita acara pemeriksaan perkara dalam kasus korupsi pada tingkat penyidikan itu sudah sangat efektif dan sesuai aturan dimana penyidik menanyakan kembali atau meminta persetujuan dari tersangka tentang kebenaran isi berita acara tersebut kemudian penyidik menanyakan apakah tersangka menyetujui isi berita acara pemeriksaan atau tidak. Adapun akibat hukum penolakan penandatanganan berita acara pemeriksaan oleh tersangka dalam kasus korupsi pada tingkat penyidikan ialah terbitnya berita acara khusus tentang penolakan tanda tangan oleh penyidik dimana kekuatan hukumnya sama dengan tanda tangan tersangka itu sendiri. Kata kunci : Hukum, Berita acara pemeriksaan, Korupsi, Penyidikan

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Subjects: K Law > K Law (General)
Divisions: Fakultas Hukum
Fakultas Hukum > Ilmu Hukum
Depositing User: Pustakawan 5 UNISSULA
Date Deposited: 24 Jan 2020 07:34
Last Modified: 24 Jan 2020 07:34
URI: http://repository.unissula.ac.id/id/eprint/15561

Actions (login required)

View Item View Item