SYIFA, MUHAMMAD INDY BAGAS (2019) HUBUNGAN ANTARA DERAJAT MIOPIA DENGAN HAZE KORNEA PASCA Photorefractive Keratectomy (Studi Observasi Analitik di Semarang Eye Center Rumah Sakit Islam Sultan Agung). Undergraduate thesis, Universitas Islam Sultan Agung.
Text
Cover.pdf Download (1MB) |
|
Text
Abstrak.pdf Download (96kB) |
|
Text
Daftarisi.pdf Download (106kB) |
|
Text
publikasi.pdf Download (118kB) |
|
Text
babI.pdf Download (103kB) |
|
Text
babII.pdf Restricted to Registered users only Download (248kB) |
|
Text
babIII.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) |
|
Text
babIV.pdf Restricted to Registered users only Download (125kB) |
|
Text
babV.pdf Restricted to Registered users only Download (77kB) |
|
Text
daftar_pustaka.pdf Download (97kB) |
|
Text
lampiran.pdf Download (8MB) |
Abstract
Miopia atau rabun jauh ialah kondisi dimana penglihatan saat melihat jauh, akan terlihat kabur dan sebaliknya jika melihat objek yang dekat akan terlihat jelas. Beberapa penelitian yang sudah dilakukan, derajat miopia yang tinggi diyakini dapat menimbulkan komplikasi haze kornea pasca photorefractive keratectomy. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan derajat miopia terhadap terjadinya haze kornea pasca photorefractive keratectomy. Penelitian ini merupakan studi observasional analitik dengan pendekatan cross sectional yang di analisis dengan uji korelasi chi square. Jumlah sampel sebesar 42 pasien yang menjalani prosedur PRK di Sultan Agung Eye Center Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang pada tahun 2017 - 2018 dengan kategori miopia derajat ringan, sedang, dan berat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai prevalensi hubungan antara dukungan organisasi dengan kepatuhan sebesar 0,015 (< 0,05). Sehingga dapat diartikan bahwa hipotesis yang menyatakan adanya hubungan antara derajat miopia dengan kejadian haze kornea dapat diterima. Kesimpulan penelitian menunujukkan bahwa terdapat hubungan antara penderita derajat miopia berat dengan haze kornea pada pasien miopia pasca photorefractive keratectomy. Hal ini disebabkan oleh karena penderita miopia dengan derajat tinggi memerlukan ablasi jaringan yang lebih dalam melebihi 80 μm sehingga dapat meningkatkan terjadinya haze kornea pasca photorefractive keratectomy. Kata kunci : miopia, haze kornea, photorefractive keratectomy
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Subjects: | R Medicine > R Medicine (General) |
Divisions: | Fakultas Kedokteran Fakultas Kedokteran > Pendidikan Dokter dan Program Profesi Dokter |
Depositing User: | Pustakawan Reviewer UNISSULA |
Date Deposited: | 07 Jan 2020 06:08 |
Last Modified: | 07 Jan 2020 06:08 |
URI: | http://repository.unissula.ac.id/id/eprint/14429 |
Actions (login required)
View Item |