AGULEGISTIN, META (2018) ANALISIS YURIDIS STUDI PERBANDINGAN KEDUDUKAN SAKSI DALAM PEMBUATAN AKTA NOTARIIL MENURUT HUKUM ISLAM DAN UNDANG-UNDANG JABATAN NOTARIS (UUJN) NO. 2 TAHUN 2014. Masters thesis, Fakultas Hukum UNISSULA.
|
Text
Abstrak.pdf Download (294kB) | Preview |
|
|
Text
babI.pdf Download (550kB) | Preview |
|
Text
babII.pdf Restricted to Registered users only Download (712kB) |
||
Text
babIII.pdf Restricted to Registered users only Download (456kB) |
||
Text
babIV.pdf Restricted to Registered users only Download (162kB) |
||
Text
babV.pdf Restricted to Registered users only Download (81kB) |
||
|
Text
Cover.pdf Download (809kB) | Preview |
|
|
Text
daftar_pustaka.pdf Download (314kB) | Preview |
|
|
Text
Daftarisi.pdf Download (180kB) | Preview |
|
|
Text
lampiran.pdf Download (81kB) | Preview |
|
|
Text
pernyataan_publikasi.pdf Download (200kB) | Preview |
Abstract
ABSTRAK Berkembang pesatnya lembaga ekonomi Islam dewasa ini juga diikuti meningkatnya berbagai macam transaksi bisnis secara Islami dan bentuk perjanjian yang menuntut untuk menggunakan aturan Islam (syariah). Dalamsurat Al-Baqarahayat 282 dijelaskan Islam adalah dua orang laki-laki muslim atau satu orang laki-laki dan dua orang perempuan. Sedangkan di dalam Undang-Undang Jabatan Notaris (UUJN) saksi minimal dua orang, dan harus sesuai dengan ketentuan pasal 40 UUJN. Salah satu peranan penting dalam suatu pengadilan adalah adanya saksi, karena saksi memiliki kedudukan sebagai alat bukti lain untuk memberikan keterangan atas suatu kejadian/sengketa. Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian hokum normatif (yuridis-normatif) yaitu suatu yang artinya metode atau cara yang dipergunakan di dalam penelitian hokum yaitu dilakukan dengan cara meneliti bahan-bahan kepustakaan yang ada. Sehingga ditemukan suatu azas-azas hukum yang berupa dogma atau doktrin hukum yang bersifat teoritis ilmiah serta dapat digunakan untuk menganalisis permasalahan yang dibahas dalam penulisan tesis ini mengenai kedudukan saksi dalam perspektif Islam dan Undang-Undang Jabatan Notaris (UUJN). Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa, Orang yang menjadi saksi disebut dengan syāhid (saksi laki-laki) atau syahidah (saksi perempuan) yang diambil dari timbangan syāhida-yasyhadu-syahādatan yang berarti menyampaikan sesuatu sesuai yang ia ketahui melalui kesaksian; memberikan kabar yang pasti (akurat dan kredibel); menyaksikan dengan mata kepala sendiri. Seorang saksi harus memberikan kesaksiannya dan tidak boleh menyembunyikan jika penggugat memintanya. Saksi berdasarkan Undang-Undang Jabatan Notaris (UUJN) apabila saksi tidak sesuai dengan aturan pada KUH Perdata yaitu sudah berumur 18 tahun, cakap, mengerti bahasa yang digunakan, dapat membubuhkan tandatangan, tidak mempunyai hubungan perkawinan atau hubungan darah baik dalam garis lurus keatas atau kebawah tanpa pembatasan derajat dan garis kesamping sampai dengan derajat ketiga dengan Notaris atau para pihak serta saksi harus dikenal oleh Notaris atau diperkenalkan diterangkan tentang identitas dan kewenangannya kepada Notaris oleh penghadap tidak terpenuhi maka akta yang dibuat oleh Notaris sebagai akta otentik kekuatannya berubah menjadi akta dibawahtangan. Akibat hukum yang ditimbulkan dalam pembuatan akad dalam hukum Islam apabila tidak memenuhi rukun dan syarat-syaratnya, maka akad tersebut tidak berlaku atau tidak mengikat para pihak. Hal tersebut sesuai dengan Al-Quran surat Al-Maidahayat 1. Akibat hokum dalam Undang-Undang Jabatan Notaris (UUJN) dimana Akta Notariil tersebut akan berubah mejadi akta dibawahtangan sesuai pasal 41 Undang-Undang Jabatan Notaris. Kata Kunci :Saksi, AktaNotariil, Hukum Islam, UUJN
Item Type: | Thesis (Masters) |
---|---|
Subjects: | K Law > K Law (General) |
Divisions: | Pascasarjana Pascasarjana > Magister Kenotariatan |
Depositing User: | Pustakawan 1 UNISSULA |
Date Deposited: | 30 Apr 2019 02:05 |
Last Modified: | 30 Apr 2019 02:05 |
URI: | http://repository.unissula.ac.id/id/eprint/12119 |
Actions (login required)
View Item |