PERAN DAN TANGGUNG JAWAB NOTARIS TERHADAP AKTA HIBAH YANG DIBUATNYA (Studi Hukum Hibah Kepada Anak Yang Ditarik Kembali Oleh Orang Tuanya )

Wibawa, Devi Sulastyo Pinuji (2018) PERAN DAN TANGGUNG JAWAB NOTARIS TERHADAP AKTA HIBAH YANG DIBUATNYA (Studi Hukum Hibah Kepada Anak Yang Ditarik Kembali Oleh Orang Tuanya ). Masters thesis, Fakultas Hukum UNISSULA.

[img]
Preview
Text
Abstrak.pdf

Download (201kB) | Preview
[img]
Preview
Text
babI.pdf

Download (609kB) | Preview
[img] Text
babII.pdf
Restricted to Registered users only

Download (746kB)
[img] Text
babIII.pdf
Restricted to Registered users only

Download (459kB)
[img] Text
babIV.pdf
Restricted to Registered users only

Download (99kB)
[img] Text
babV.pdf
Restricted to Registered users only

Download (81kB)
[img]
Preview
Text
Cover.pdf

Download (1MB) | Preview
[img]
Preview
Text
daftar_pustaka.pdf

Download (429kB) | Preview
[img]
Preview
Text
Daftarisi.pdf

Download (110kB) | Preview
[img]
Preview
Text
lampiran.pdf

Download (81kB) | Preview
[img]
Preview
Text
pernyataan_publikasi.pdf

Download (379kB) | Preview

Abstract

ABSTRAK Hibah merupakan suatu pemberian seseorang kepada orang lain yang dilakukan selama hidupnya. Hibah bisa diberikan kepada siapa saja seperti teman, kerabat atau pun anak kandung sekali pun. Penghibahan termasuk perjanjian “ dengan Cuma-Cuma “ (om niet) makna itu ditunjukan pada hanya adanya prestasi dari satu pihak saja, sedang pihak yang lainnya tidak perlu memberikan kontra-prestasi sebagai imbalan. Perjanjian yang demikian juga dinamakan “sepihak” (unirateral) sebagai lawan dari perjanjian “timbal balik” (birateral). Perjanjian pada umumnya adalah memiliki timbal balik, karena yang lazim adalah bahwa orang yang menyanggupi suatu prestasi karena ia akan menerima suatu kotra-perstasi. Pengertian diatas sesuai dengan isi pasal 1666 KUHPerdata, yang menjelaskan bahwa hibah itu tidak dapat ditarik kembali. Berbeda dengan pasal 212 kompilasi hukum islam yang menjelaskan bahwa hibah orang tua kepada anaknya dapat ditarik kembali. Undang undang manakah yang dapat dijadikan dasar hukum untuk menjawab kasus ini. Maka Bagaimana sikap notaris selaku pejabat umum didalam membuat akta hibah (akta otentik) dengan adanya ketentuan Pasal 212 kompilasi hukum islam dan Pasal 1666 KUHPerdata didalam praktiknya. Lalu Bagaimana peran dan tanggung jawab Notaris terhadap akta hibah seseorang kepada anak nya yang ditarik kembali oleh orang tuanya. Terkait kasus ini akan dibahas secara mendalam dengan menggunakan metode penelitian yuridis normatif dibantu dengan metode pengumpulan data primer dan skunder. Dengan tujuan agar mendapatkan jawaban atas permasalahan yang terdapat dalam penulisan ini. Dalam penulisan ini terdapat dua sumber hukum yang memiliki pendapat yang berbeda,dimana antara keduanya memiliki kekuatan yang sama, diibaratkan koin yang memiliki dua sisi yang berbeda tetapi merupakan satu kesatuan. Untuk menyikapi ini seorang notaris dituntut untuk terus menggali ilmu pengetahuannya tidak hanya dibidang kenotariatan melainkan ilmu pengetahuan lainnya khususnya ilmu hukum dan mengikuti perkembangan-perkembangan yang terjadi dimasyarakat. Walaupun untuk memutus apakah suatu hibah ini dapat ditarik kembali atau tidak bukan merupakan kewenangan seorang notaris melainkan wewenang seorang hakim, bukan berarti seorang notaris tidak memiliki tanggung jawab atau lepas dari tanggung jawab. Akan tetapi peran dan tanggung jawab seorang notaris adalah mencegah terjadinya kejadian tersebut dengan cara memberikan penyuluhan hukum kepada para pihak (masyarakat) untuk tidak memberikan hibah berupa barang yang memiliki nilai yang sangat tinggi, atau bagi orang tua yang menghibahkan kepada anaknya tidak melibihi 1/3 harta kekayaan menurut Kompilasi Hukum Islam dan tidak melebihi Legitime Portie (LP) menurut KUHPerdata. Agar terhidar dari masalah ini seorang notaris dapat memberikan klausul-klausul khusus terkait unsur apa saja yang dapat membatalkan pemberian hibah tersebut. Karena didalam pasal 212 Kompilasi Hukum Islam tidak dijelaskan unsur apa yang dapat dijadikan pedoman agar hibah orang tua kepada anaknya dapat ditarik kembali. Untuk lebih memperjelas pengetahuan maka penulis akan menjelaskan secara lebih fokus didalam tesis ini.

Item Type: Thesis (Masters)
Subjects: K Law > K Law (General)
Divisions: Pascasarjana
Pascasarjana > Magister Kenotariatan
Depositing User: Pustakawan 1 UNISSULA
Date Deposited: 30 Apr 2019 02:05
Last Modified: 30 Apr 2019 02:05
URI: http://repository.unissula.ac.id/id/eprint/12118

Actions (login required)

View Item View Item